(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah dunia melanjutkan tren kenaikan pada perdagangan komoditas sesi Asia hari Selasa (16/9/2025) imbas peningkatan serangan pesawat nirawak Ukraina terhadap fasilitas energi Rusia.
Harga minyak WTI melanjutkan kenaikan setelah Ukraina melancarkan serangan besar-besaran dengan lebih dari 360 pesawat nirawak, yang sempat memicu kebakaran di kilang Kirishi yang berkapasitas 355.000 barel per hari, hanya beberapa hari setelah menargetkan terminal ekspor Primorsk, yang menangani sekitar 1 juta barel per hari.
Tekanan terhadap Moskow meningkat setelah Presiden AS Donald Trump juga menegaskan kembali kesiapannya untuk menjatuhkan sanksi besar-besaran terhadap minyak mentah Rusia jika sekutu NATO menghentikan pembelian, sebuah langkah yang dapat mengubah arus energi global.
Selain itu, investor mengamati perundingan perdagangan AS-Tiongkok di Madrid, di mana Washington mendesak sekutu-sekutunya untuk mengenakan tarif pada barang-barang Tiongkok atas pembelian minyak Rusia yang terus berlanjut oleh Beijing.
Namun, kenaikan dibatasi oleh kekhawatiran atas melemahnya permintaan AS dan ekspektasi surplus global seiring OPEC+ meningkatkan produksi.
Harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak bulan September 2025 naik 0,10% menjadi $63,35 per barel.
Harga minyak mentah berjangka acuan jenis Brent naik 0,11% menjadi $67,52 per barel.
Secara teknikal, untuk pergerakan harga minyak WTI selanjutnya diperkirakan akan bertemu kisaran support di $62.10 – $60.80 dan kisaran resisten di $64.50 – $67.10.



