(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak sawit atau CPO kembali melemah pada akhir perdagangan hari Kamis (4/12/2025) karena penguatan ringgit dan melemahnya minyak nabati di bursa Chicago dan Dalian yang menekan sentimen.
Harga minyak sawit yang banyak diperdagangkan yaitu kontrak berjangka bulan Januari 2026 turun 1,23% menjadi sekitar MYR4.089, setelah awal sesi sempat berada di posisi MYR4.146.
Kekhawatiran pasokan menambah penurunan setelah survei Reuters menunjukkan persediaan Malaysia kemungkinan naik ke level tertinggi dalam 6,5 tahun pada bulan November.
Ekspor juga memburuk, dengan Intertek mencatat penurunan 19,7% secara bulanan dalam pengiriman bulan November.
Sementara itu, risiko operasional tetap ada, karena sengketa lahan di negara bagian Terengganu berpotensi mengganggu produksi.
Di Tiongkok, konsumen utama, tidak adanya stimulus baru menjelang akhir tahun, meskipun sektor manufaktur dan jasa melemah, semakin membebani prospek.
Namun, penurunan tersebut dibatasi oleh ekspektasi permintaan musiman yang lebih kuat menjelang Tahun Baru Imlek dan Ramadan di awal tahun 2026.
Di India, pembeli utama, impor bulan November sedikit meningkat karena harga kelapa sawit yang lebih rendah mendorong perusahaan penyulingan untuk beralih dari minyak kedelai dan minyak bunga matahari yang lebih mahal.



