Harga kopi arabika berjangka melanjutkan kenaikan yang cukup signifikan pada penutupan sesi perdagangan Kamis dini hari tadi (1/10). Harga komoditas ini naik untuk dua sesi berturut-turut akibat adanya estimasi bahwa penurunan produksi akan terjadi.
Lembaga CONAB mengestimasikan bahwa produksi akan mengalami penurunan menjadi hanya sebesar kurang lebih 42 juta kantong. CECAFE juga menunjukkan bahwa produksi mengalami penurunan dan menyatakan bahwa ekspor bisa mengalami penurunan sebesar 5 persen untuk satu tahun ke depan.
Kabar tersebut cukup mengejutkan bagi pasar yang selalu mengharapkan bahwa produksi dari Brazil akan menunjukkan kondisi yang lebih kuat. Kekeringan yang terjadi di Negara tersebut membuat potensi produksi melemah.
Harga kopi arabika berjangka untuk kontrak paling aktif bulan Desember ditutup menguat signifikan di akhir perdagangan dini hari tadi. Harga berakhir pada posisi 1,2135 dollar, meningkat sebesar 0,50 sen atau setara dengan 0,41 persen.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga kopi arabika berjangka di ICE Futures New York pada perdagangan selanjutnya berpotensi untuk mengalami kenaikan lanjutan untuk jangka pendek. Meskipun demikian indikator teknikal jangka menengah dan panjang masih memprediksi harga komoditas ini akan melanjutkan penurunannya.
Harga kopi arabika berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk mengetes level support kuat di posisi 1,1718 dollar dan 1,1200 dollar. Sedangkan level resistance yang akan dihadapi jika terjadi kenaikan lanjutan ada pada posisi 1,2468 dollar dan 1,2900 dollar.
Ika Akbarwati/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens