Pagi ini (2/10), selain data tingkat pengangguran yang dirilis oleh badan resmi pemerintah, data bulanan tingkat pengeluaran rumah tangga Jepang juga kembali dirilis. Dalam rilis household spending periode Agustus tercatat bahwa jumlah pengeluaran yang dikeluarkan oleh sektor rumah tangga dibulan tersebut naik untuk pertama kalinya dalam tiga bulan terakhir. Nampaknya kondisi pasar tenaga kerja di negara ini yang mulai kondusif ke tingkat terbaiknya dalam lebih dari dua dekade terakhir berhasil meningkatkan daya beli masyarakat di negara tersebut.
Tingkat pengeluaran yang dibelanjakan oleh sektor rumah tangga di Jepang pada Agustus lalu berhasil naik sebesar 2,9 persen (yoy), dimana pertumbuhan tersebut berhasil melampaui estimasi ekonom yang sebelumnya hanya memprediksi pertumbuhan sebesar 0,4 persen (yoy). Meningkatnya belanja konsumen rumah tangga pada Agustus lalu pasalnya dikarenakan banyak yang melakukan pembelian mobil.
Pengeluaran di sektor rumah tangga dan pasar tenaga kerja Jepang yang ketat saat ini cukup menjadi sinyal positif bahwa setidaknya roda perekonomian Jepang tidak akan kembali terjerumus ke jurang resesi. Keuntungan yang berhasil diraup perusahaan otomotif dari penjualan mobil pasalnya sangat menggembirakan, karena didukung oleh pembiayaan yang murah akibat rendahnya suku bunga kredit dan pulihnya kepercayaan konsumen paska kenaikan pajak penjualan tahun 2014 lalu.
Meski demikian laju inflasi Jepang yang masih sangat rendah tetap masih menjadi masalah bagi bank sentral Jepang (BOJ) yang mematok target inflasi sebesar 2 persen. Oleh karena itulah banyak ekonom berharap pemerintah Jepang segera meluncurkan paket stimulus tambahan setelah rilis data tingkat produksi industri Jepang periode Agustus dilaporkan memburuk, agar pertumbuhan ekonomi Jepang di Q3 tidak kembali merosot. (Lihat juga: Tingkat Output Industri Jepang Masih Lemah)
Stephanie Rebecca/VM/BNV/ Analyst at Vibiz Research Center
Edior: Asido Situmorang
