September 2015 lalu nampak menjadi bulan yang cukup berat bagi perekonomian zona euro. Pasalnya, laju ekspansi di wilayah ini terpantau melambat akibat terpukulnya kinerja manufaktur di negara yang selama ini menjadi andalannya yaitu Jerman. Tidak hanya itu, sudah dipublikasikan jua sebelumnya bahwa laju inflasi zona euro secara tak terduga turun menjadi -0,1 persen pada September lalu, dimana rilis tersebut menunjukkan periode penurunan harga berbahaya bisa kembali ke Eropa. (Lihat juga: Laju Ekspansi Zona Euro Terhambat Kinerja Negatif Manufaktur Jerman dan Italia)
Sore ini (5/10), Eurostat kembali melaporkan bahwa tingkat penjualan ritel zona euro pada bulan Agustus lalu berhasil lanjutkan pemulihan. Adapun tingkat pertumbuhan penjuala ritel zona euro pada bulan Agustus lalu adalah sebesar nol persen atau tidak mencatat pertumbuhan dari bulan sebelumnya, tapi masih lebih baik dari perkiraan para ekonom yang sebelumnya memperkirakan tingkat penjualan ritel zona euro pada Agustus lalu akan turun sebesar -0,1 persen (mom) setelah berhasil bukukan pertumbuhan sebesar 0,6 persen (mom) di bulan Juli. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Dalam rilis Eurostat sore ini secara detail tercatat bahwa laju pertumbuhan penjualan makanan di zona euro pada Agustus lalu naik dua kali lipat menjadi sebesar 0,8 persen dari yang semula hanya sebesar 0,4 persen di bulan Juli. Sementara itu, penjualan non-makanan turun -0,3 persen, kontras dengan kenaikan sebesar 0,5 persen yang tercatat di bulan sebelumnya. Namun demikian, meski secara keseluruhan kinerja ekonomi zona euro menunjukkan peningkatan, tetap saja laju pertumbuhan ekonomi di wilayah ini masih sangat lambat. Hal ini kemungkinan besar akan kembali menekan ECB untuk terus menstimulus perekonomian di wilayah inizona euro dari sisi pembelian aset agresif.
Stephanie Rebecca/VM/BNV/ Analyst at Vibiz Research Center
Edior: Asido Situmorang
