Pada akhir perdagangan Rabu dini hari tadi harga minyak mentah terpantau melanjutkan kenaikan mantap (7/10). Harga komoditas ini rally untuk dua sesi berturut-turut dan mencapai posisi paling tinggi dalam nyaris 3 bulan belakangan. Proyeksi dari Amerika Serikat menunjukkan bahwa pasokan minyak mentah akan mengetat tahun 2016 mendatang.
Dikabarkan bahwa Rusia, Arab Saudi dan produsen minyak mentah besar global lain telah setuju untuk melangsungkan perbincangan untuk membahas rencana mendorong harga. Harga minyak mentah Brent kembali ke atas 50 dollar per barel pada perdagangan malam tadi.
Pelemahan dollar juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan terangkatnya harga minyak mentah pada perdagangan malam tadi. Penurunan nilai tukar dollar membuat harga komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang tersebut menjadi relatif lebih murah bagi para pembeli luar negeri. Dampaknya permintaan meningkat tajam.
Harga minyak mentah WTI untuk kontrak November tampak mengalami penguatan tajam sebesar 2,27 dollar atau setara dengan 4,91 persen pada posisi 48,53 dollar per barel. Harga minyak mentah WTI ditutup pada posisi paling tinggi sejak tanggal 16 September lalu.
Harga minyak mentah Brent ditutup naik mantap 2,50 dollar atau setara dengan 5,2 persen menjadi 51,80 dollar per barel. Harga sempat menguat hingga ke level 51,99 dollar, tertinggi sejak tanggal 3 September lalu.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga minyak mentah jenis WTI kontrak paling aktif pada perdagangan hari ini di sesi Asia berpotensi untuk mengalami kenaikan lanjutan. Kemungkinan kerja sama Rusia dengan negara OPEC untuk mengerek naik harga minyak memberikan sentiment positif yang kuat di pasar komoditas ini.
Untuk perdagangan hari ini harga minyak mentah WTI diperkirakan akan mengalami resistance di level 50,00 dollar. Resistance selanjutnya ada di 52,00 dollar. Jika terjadi pergerakan yang justru berbalik melemah harga akan menemui support pada posisi 46,00 dollar dan 44,00 dollar.
Ika Akbarwati/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens