PMI Konstruksi Australia Merosot, Tapi Jumlah Ordernya Meningkat

1660

Masih sama dengan bulan sebelumnya, sampai bulan ini, Reserve Bank of Australia masih memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga rendahnya yang sudah sejak Mei lalu tercatat sebesar 2,00 persen. Suku bunga rendah ini tetap dibiarkan RBA mengingat dampak dari depresiasi Dollar Aussie (AUD) ini berpotensi akan memberikan kontribusi positif terhadap kinerja ekonomi “Negeri Kanguru” ini terutama mengingat penurunan signifikan atas harga komoditas yang selama ini menjadi basis ekspor andalan.

Pagi ini (7/10), berdasarkan survey yang dilakukan oleh Australian Industry Group (AIG) terhadap kinerja bisnis konstruksi Australia periode September 2015 terpantau bahwa aktivitas bisnis konstruksi di negara ini pada bulan lalu melambat dari bulan sebelumnya meskipun masih tetap tercatat pada fase ekspansi. Melambatnya kinerja di bisnis konstruksi Australia pada bulan lalu tercermin dari turunnya skor PMI konstruksi Australia ke level 51,9 dari yang semula tercatat pada level 53,8 di bulan Agustus. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Australia Construction Pmi

Di antara komponen pembentuk PMI konstruksi tersebut, laju aktivitas konstruksi untuk membangun gedung apartemen di Australia pada bulan lalu berhasil bukukan pertumbuhan solid, demikian juga dengan aktivitas konstruksi untuk membangun rumah juga terus mencatat pertumbuhan meskipun aktivitas rekayasa konstruksi jatuh lebih jauh ke zona negatif. Secara keseluruhan, meski skor PMI konstruksi Australia pada bulan lalu turun, ternyata sejumlah pesanan baru dan pembukaan lapangan kerja di bidang konstruksi justru bukukan peningkatan.

Hingga saat ini pemulihan ekonomi Australia memang masih cukup lambat terutama disebabkan oleh masih rendahnya harga komoditi yang selama ini menjadi andalan ekspor Australia. nampaknya pelemahan Dollar Aussie belum mampu mendorong laju pertumbuhan di negara ini. Harga komoditas dunia yang masih turun, demikian juga dengan harga minyak dunia yang terus menurun, nampaknya telah cukup membuat repot begara-negara yang roda perekonomiannya berbasis pada ekspor komoditi seperti Australia.

 

 

 

Stephanie Rebecca/VM/BNV/ Analyst at Vibiz Research Center
Edior: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here