Daya Beli Konsumen Lemah, Penjualan Ritel Tanah Air Merosot

725

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) sudah lebih dulu melaporkan bahwa Indeks Harga Konsumen (IHK). Indonesia pada September 2015 kemarin mencatat deflasi sebesar 0,05 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 121,67. Dengan demikian, maka tingkat inflasi periode Januari-September 2015 menjadi sebesar 2,24 persen dan tingkat inflasi pada September 2015 menjadi sebesar 6,83 persen (yoy), dimana laju inflasi tersebut merupakan yang terendah dalam kurun 5 (lima) bulan terakhir. (Lihat juga: Daya Beli Masyarakat Turun, September 2015 Deflasi Indonesia 0,05%)

Sejalan dengan melambatnya inflasi, kemarin malam (8/10), Bank Indonesia (BI) kembali merilis laju pertumbuhan bulanan penjualan eceran (ritel) Tanah Air periode Agustus 2015. Dalam rilis tersebut terpantau bahwa laju pertumbuhan penjualan ritel di bulan tersebut melambat seiring dengan melemahnya daya beli konsumen. Hal tersebut tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Agustus 2015 yang tercatat sebesar 176,7 atau tumbuh 5,4 persen secara tahunan (yoy), atau lebih rendah jika dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan sebesar 8,5 persen (yoy) yang tercatat sebelumnya di bulan Juli 2015.

Menurut survei BI tersebut, perlambatan pertumbuhan penjualan eceran didorong oleh menurunnya penjualan kelompok barang lainnya, terutama produk sandang diikuti kelompok peralatan informasi dan komunikasi serta kelompok barang budaya dan rekreasi. Penurunan ini diduga akibat kembali normalnya permintaan masyarakat pasca hari raya Idul Fitri. Disamping itu melambatnya perekonomian ditengarai menjadi penyebab utama penurunan pertumbuhan penjualan eceran pada Agustus 2015.

Secara regional, pertumbuhan penjualan eceran terendah terjadi di Semarang sebesar -29,2 persen (yoy). Kendati demikian, BI memperkirakan laju penjualan eceran akan meningkat pada bulan September 2015. Kondisi tersebut tercermin dari perkiraan IPR September 2015 sebesar 176,8 atau tumbuh 6,0 persen (yoy). Peningkatan pertumbuhan penjualan eceran diperkirakan juga akan terjadi pada mayoritas kelompok barang. 

Survei BI ini mengindikasikan bahwa akan terjadi tekanan kenaikan harga pada bulan November 2015 diperkirakan meningkat. Indikasi ini terlihat dari Indeks Ekspektasi Harga (IEH) 3 bulan mendatang yang tercatat sebesar 151,4, meningkat dibandingkan 132,1 pada bulan sebelumnya. Peningkatan tekanan kenaikan harga tersebut diperkirakan bersumber dari kenaikan harga barang di tingkat distributor seiring dengan kekhawatiran terganggunya distribusi barang akibat faktor cuaca dan depresiasi nilai tukar Rupiah.

 

 

 

 

Stephanie Rebecca/VM/BNV/ Analyst at Vibiz Research Center
Edior: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here