Siang ini (13/10), Biro Statistik Nasional Tiongkok kembali merilis data neraca perdagangan Tiongkok untuk periode yang berakhir September 2015. Dalam rilis tersebut tercatat bahwa kinerja impor Tiongkok pada bulan lalu masih lanjutkan perlambatan bahkan pada laju yang lebih dalam dari yang tercatat di bulan sebelumnya. Sementara sedikit berbeda dengan kinerja impornya, kinerja ekspor Tiongkok meski pada bulan alu masih ebrada pada zona kontraksi, akhirnya bisa sedikit meredam penurunannya karena tertolong oleh pelemahan yuan.
Kombinasi kinerja ekspor impor Tiongkok pada bulan lalu mengakibatkan surplus dagang Tiongkok berhasil menguat tipis dari yang tercatat di bulan sebelumnya. Surplus dagang Tiongkok pada bulan September lalu berakhir naik tipis menjadi sebesar $60,34 miliar, dari yang di bulan sebelumnya hanya tercatat sebesar $60,24 miliar. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Masih rendahnya aktivitas impor di Tiongkok menandakan bahwa jumlah permintaan domestik di negara tersebut masih lemah dan tentunya hal tersebut menandakan bahwa laju PDB Q3 Tiongkok kemungkinan besar akan melambat dari kuartal sebelumnya. Melambatnya perekonomian Tiongkok apda tahun 2015 ini juga sudah diprediksi oleh Dana Moneter Internasional (IMF) yang secara resmi memangkas proyeksi pertumbuhan Tiongkok pada tahun 2015 ini menjadi sebesar 6,8 persen dan sebesar 6,3 persen untuk tahun 2016.
Perlu dipahami, bahwa perlambatan ekonomi Tiongkok ini berpengaruh cukup besar terhadap negara di pasar negara berkembang terutama negara eksportir komoditas. Pasalnya sejak ekonomi Tiongkok melambat, laju impor komoditas oleh negara ini drastis menurun sehingga harga komoditas global terus melemah, dan hal inilah yang mengakibatkan perlambatan ekonomi global saat ini. Terkait hal tersebut IMF juga memangkas prospek pertumbuhan global tahun ini menjadi 3,1 persen dari yang semula diperkirakan sebesar 3,3 persen.
Stephanie Rebecca/VM/BNV/ Analyst at Vibiz Research Center
Edior: Asido Situmorang
