Sentimen Negatif Semakin Besar, Optimisme Konsumen Jepang Runtuh

779

Kantor Kabinet Jepang, siang ini (13/10) kembali merilis data tingkat keyakinan konsumen bulanan Jepang untuk periode yang berakhir pada September 2015. Dalam rilis siang ini terpantau bahwa optimisme konsumen di Jepang pada bulan lalu melemah jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercermin dari turun drastisnya skor indeks keyakinan konsumen di bulan tersebut ke level terendah ke-2 dalam kurun delapan bulan terakhir. 

Tercatat bahwa skor indeks keyakinan konsumen Jepang pada September lalu turun menjadi 40,6 dari skor sebesar 41,7 yang tercatat di bulan Agustus. Turunnya skor indeks keyakinan konsumen Jepang pada bulan lalu jauh melebihi perkiraan ekonom yang semula hanya memprediksi penurunan tipis ke skor. Sebagai informasi, survei ini dilakukan pada tanggal 15 September dengan subjek sebanyak 8400 rumah tangga. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Japan Consumer Confidence

Dalam rilis ini secara detail disebutkan bahwa semua sub-komponen yang memebentuk indeks keyakinan konsumen Jepang menurun dari bulan sebelumnya. Sub-indeks mata pencaharian terpantau turun 1,3 poin sehingga berakhir di level 38,8 dan indikator pertumbuhan pendapatan juga turun 0,5 poin sehingga berakhir pada level 39,4 bulan September lalu. Demikian pula dengan keinginan konsumen untuk membeli barang-barang tahan lama juga tercatat menurun 1,2 poin dan berakhir pada level 39,1 di bulan tersebut.

Seperti diketahui, sejauh ini Bank of Japan (BOJ) masih mempertahankan kebijakan moneter longgarnya pada suku bunga acuan yang masih tercatat pada rendah terendahnya yang tercatat di kisaran nol persen. Seperti diketahui, laju inflasi Jepang turun kembali ke kisaran nol persen sejak Juli lalu sehingga makin meningkatkan spekulasi bahwa BOJ akan mengeluarkan stimulus baru untuk menangkal perlambatan ekonomi di negaranya.. Belakangan ini sentimen negatif yang berasal dari eksternal juga cukup menghambat pemulihan ekonomi Jepang yang sempat terjerumus di jurang resesi pada tahun 2014 lalu akibat dinaikkannya pajak penjualan nasional.

 

 

 

Stephanie Rebecca/VM/BNV/ Analyst at Vibiz Research Center
Edior: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here