Seperti sudah dipublikasikan kemarin (15/10), Badan Pusat Statistik (BPS) kembali merilis penurunan nilai ekspor Indonesia untuk periode yang berakhir September 2015. Jika dibandingkan dengan periode Agustus 2015, maka laju ekspor pada September 2015 lalu bukukan penurunan sebesar 1,55 persen dari yang semula tercatat sebesar US$12,7 miliar maka pada bulan lalu menjadi sebesar US$12,5 miliar.
Penurunan kinerja ekspor pada bulan lalu memang disebabkan oleh turunnya nilai ekspor migas maupun nonmigas. Pada September 2015 lalu, nilai ekspor nonmigas tercatat mencapai US$11,1 miliar, atau turun 1,06 persen jika dibanding dengan yang tercatat di bulan Agustus 2015, demikian juga jika dibanding dengan ekspor nonmigas periode September 2014 juga tercatat turun sebesar 12,45 persen.
Sementara itu untuk penurunan ekspor migas pada September 2015 lalu juga tercatat bukukan penurunan sebesar 5,2 persen dari yang semula tercatat sebesar US$1.530,9 juta menjadi sebesar US$1.451,3 juta. Lebih lanjut penurunan ekspor migas pada bulan lalu disebabkan oleh menurunnya ekspor minyak mentah sebesar 5,24 persen menjadi sebesar US$588 juta dan ekspor hasil minyak yang juga turun 24,25 persen menjadi sebesar US$107,7 juta, demikian juga dengan ekspor gas yang turun 1,69 persen menjadi sebessar US$755,6 juta.
Untuk volume ekspor migas periode September 2015 terhadap bulan sebelumnya, bulan Agustus, untuk produk minyak mentah naik 3,06 persen dan gas naik 0,85 persen, sedangkan hasil minyak turun 14,91 persen. Sebagai informasi, harga minyak mentah di Indonesia di pasar dunia naik dari US$42,81 per barel pada Agustus 2015 menjadi sebesar US$43,13 per barel pada bulan September lalu.
Adapun posisi neraca perdagangan Indonesia pada bulan September 2015 lalu mencatat surplus sebesar US$1,02 miliar atau Rp16,2 triliun (kurs Rp13.500/USD). Angka ini berasal dari ekspor Indonesia sebesar US$12,53 miliar atau turun 1,55 persen dibanding Agustus 2015, sedangkan impor mencapai US$11,51 miliar atau susut 7,16% dibandingkan Agustus 2015. (Lihat juga: Surplus Dagang Indonesia Tertinggi Dalam 4 Bulan Terakhir)
Stephanie Rebecca/VM/VBN/ Analyst at Vibiz Research Center
Edior: Asido Situmorang