Pada penutupan perdagangan Jumat sore nilai tukar rupiah terhadap dollar AS mengalami penurunan yang luar biasa tajam (16/10). Mata uang lokal mengalami tekanan jual disebabkan oleh aksi ambil untung jelang libur akhir pekan. Para pelaku pasar juga terdorong oleh rebound dollar setelah data ekonomi AS malam tadi menunjukkan kondisi yang lebih baik.
Laju inflasi inti Amerika Serikat yang malam kemarin dilaporkan naik kembali menghidupkan spekulasi kenaikan suku bunga AS pada tahun ini. Akibatnya hari ini nilai tukar rupiah di negara-negara berkembang kembali terdepresiasi terhadap dolar AS, termasuk rupiah.
Di akhir perdagangan hari ini mata uang rupiah ditutup pada posisi 13.540,00 per dollar AS. Rupiah mengalami penurunan harian yang tajam yaitu sebesar 122,00 poin atau setara dengan 0,91 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di level 13.418,00 per dollar.
Sepanjang pekan ini nilai tukar rupiah gagal mempertahankan rally mingguannya. Rupiah mengalami penurunan mingguan sebesar 0,95 persen. Pekan lalu rupiah mengalami peningkatan mingguan sebesar 9,1 persen.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah pada perdagangan selanjutnya masih rentan terhadap tekanan jual. Nilai tukar rupiah juga sangat dipengaruhi oleh kinerja bursa saham dalam negeri.
Mata uang rupiah untuk perdagangan selanjutnya berpotensi mengetes level support kuat pada posisi 13.600 dan 13.700 per dollar. Sedangkan level resistance harian yang akan ditemui jika terjadi kenaikan lanjutan pada mata mata uang ini ada di 13.450 dan 13.350 per dollar.
Ika Akbarwati/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens