Harga kopi arabika berjangka di bursa komoditas ICE Futures New York Sabtu dini hari lalu terpantau mengalami penurunan yang signifikan (19/10). Harga komoditas ini melanjutkan penurunan untuk 2 sesi berturut-turut. Penurunan tajam yang terjadi di sesi perdagangan terakhir pekan lalu tersebut membawa kopi arabika mencapai posisi terendah dalam 1,5 minggu belakangan.
Peningkatan nilai tukar dollar AS menjadi penyebab utama anjloknya harga kopi tersebut. Apresiasi dollar membuat harga komoditas yang diperdagangkan dalam mata uang ini menjadi relative lebih mahal bagi para pembeli luar negeri. Dampaknya permintaan mengalami penurunan tajam.
Secara fundamental memang potensi kenaikan lanjutan harga kopi arabika masih cukup kuat. Kondisi tanaman di Brazil tampaknya cukup mengkhawatirkan. Kawasan penanaman kopi di Minas Gerais menderita kekeringan dan angin panas.
Situasi yang buruk juga terjadi di kawasan penanaman kopi di Asia Tenggara. Indonesia dan Vietnam saat ini masih berada dalam musim kering. Belum ada tanda-tanda turun hujan yang cukup di kedua Negara tersebut.
Harga kopi arabika berjangka untuk kontrak paling aktif bulan Desember ditutup melemah tajam di akhir perdagangan pekan lalu. Harga berakhir pada posisi 1,2585 dollar, melemah sebesar 7,85 sen atau setara dengan 5,87 persen.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan harga kopi arabika berjangka di ICE Futures New York pada perdagangan selanjutnya masih berpotensi untuk mengalami penurunan lanjutan untuk jangka pendek, menengah dan panjang. Potensi retreat sudah terbuka.
Harga kopi arabika berjangka di ICE Futures New York berpotensi untuk mengetes level support kuat di posisi 1,2042 dollar dan 1,1700 dollar. Sedangkan level resistance yang akan dihadapi jika terjadi kenaikan lanjutan ada pada posisi 1,3512 dollar dan 1,3900 dollar.
Ika Akbarwati/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens