Rupiah Dibuka Menguat, Bergerak Sideways Akibat Minimnya Arahan

728

Mata uang rupiah mengalami penurunan yang cukup signifikan hari Senin ini (19/10). Mata uang lokal tergerus melemah karena para investor melakukan aksi ambil untung di pasar saham dan valas dalam negeri. Di akhir perdagangan Jumat lalu rupiah juga mengalami penurunan harian. Meskipun demikian pekan lalu mata uang ini masih membukukan peningkatan mingguan.

Rupiah mulai memasuki fase konsolidasi. Mata uang ini mengalami peningkatan mingguan terbesar sejak tahun 2001 dua pekan lalu. Data ekonomi Amerika Serikat yang kurang meyakinkan membuat para pelaku pasar memprediksi bahwa Fed bakal menunda kenaikan suku bunga acuan hingga setidaknya tahun 2016 mendatang.

Pagi ini rupiah cenderung mengalami tekanan jual lanjutan. Mata uang dalam negeri berpotensi untuk mengalami pergerakan yang sideways dan terbatas pada sesi perdagangan hari ini. Para pelaku pasar masih mencermati dampak dari keputusan BI untuk mempertahankan suku bunga acuan dalam negeri.

Hari ini rupiah terpantau dibuka pada posisi 13.516,00 per dollar AS. Mata uang lokal tersebut mengalami kenaikan yang cukup signifikan dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin di level 13.540,00 per dollar AS. Saat ini rupiah sudah sempat mencapai posisi 13.580,00 per dollar AS, turun cukup tajam dari posisi penutupan perdagangan kemarin.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan hari ini berpotensi untuk bertahan di teritori negatif. Sentimen yang mendorong rally rupiah pekan lalu sudah mulai pudar.

Mata uang rupiah hari ini berpotensi kembali mengetes level support pada posisi 13.700 dan 13.750 per dollar AS. Sedangkan level resistance harian yang akan dites ada pada 13.400 dan 13.300 per dollar.

 

Ika Akbarwati/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here