Mata uang rupiah kembali mengalami penurunan yang cukup signifikan hari Senin ini (19/10). Mata uang lokal tergerus melemah karena para investor masih melanjutkan aksi ambil untung di pasar valas dalam negeri. Sentimen negative terhadap ekonomi Tiongkok menggagalkan dorongan positif dari peningkatan bursa saham.
Melambatnya pertumbuhan ekonomi Tiongkok juga turut andil dalam mendesak kinerja mata uang ini. Ekonomi Tiongkok di kuartal ketiga mengalami perlambatan menjadi 6,9 persen dibandingkan pertumbuhan tahunan sebesar 7,0 persen yang terjadi pada kuartal kedua lalu.
Pagi ini sejak pembukaan rupiah sudah cenderung mengalami tekanan jual lanjutan. Mata uang dalam negeri kemarin mengalami retreat tajam disebabkan oleh desakan sentimen negative terhadap outlook ekonomi Asia. Perlambatan ekonomi Tiongkok dikhawatirkan akan menular kepada rekan-rekannya di Benua Asia.
Hari ini rupiah terpantau dibuka pada posisi 13.722,00 per dollar AS. Mata uang lokal tersebut mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin di level 13.683,00 per dollar AS. Saat ini rupiah sudah mencapai posisi 13.718,00 per dollar AS, turun 35,00 poin atau 0,26 persen dari posisi penutupan perdagangan kemarin.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan hari ini berpotensi untuk bertahan di teritori negatif. Sentimen yang mendorong rally rupiah pekan lalu sudah mulai pudar.
Mata uang rupiah hari ini berpotensi kembali mengetes level support pada posisi 13.800 dan 13.850 per dollar AS. Sedangkan level resistance harian yang akan dites ada pada 13.650 dan 13.600 per dollar.
Ika Akbarwati/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens