Pemerintah Iran pasalnya tengah membuka peluang kerjasama di bidang pemanfaatan sumber energi air yang ada di Indonesia dengan negara lain. Hal tersebut menjadi salah satu pembahasan yang dilakukan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said saat mengadakan pertemuan bilateral di Iran akhir pekan lalu. Perlu diketahui, tenaga hidro yang dimiliki Iran sangat besar, hal tersebut tercermin dari 70.000 kapasitas yang terpasang, 20.000 diantaranya adalah tenaga hidro. Menteri ESDM pun mengungkapkan bahwa wacana kerjasama di sektor pemanfaatan energi air merupakan kelanjutan dari rencana kedua negara untuk mengoptimalkan sumber daya energi yang dimiliki masing-masing.
Sebelumnya, Indonesia-Iran memang telah mewacanakan akan melakukan kerjasama di beberapa sektor melalui rencana pembangunan kilang pengolahan minyak, jual-beli minyak mentah dan gas bumi cair atau liquefied petroleum gas (LPG), hingga pada kerjasama di bidang pupuk. Terkait hal tersebut, Menteri ESDM sudah berkomitmen akan bersama-sama melakukan studi potensi hidro di indonesia. Tentu saja wacana ini disambut positif oleh para pengamat kebijakan energi Tanah Air jika pada akhirnya pemerintah terus membuka peluang kerjasama dengan beberapa negara untuk memastikan rantai pasokan minyak mentah sampai pada pasokan produk bahan bakar minyak (BBM) ke dalam negeri.
Dengan rencana pemerintah yang akan membeli minyak mentah atau BBM secara langsung, Pertamina setidaknya mampu meminimalisir kendala jaminan pasokan, serta mampu menekan biaya lainnya. Yang nantinya akan menjadi momok adalah bagaimana kerjasama itu direalisasikan dan diawasi. Kesempatan ini dinilai juga sebagai momen yang tepat bagi pemerintah karena sudah saatnya memanfaatkan momentum anjloknya harga minyak untuk mengadakan cadangan strategis agar masyarakat Indonesia bisa merasakan langsung BBM murah.
Stephanie Rebecca/VM/BNV/ Analyst at Vibiz Research Center
Edior: Asido Situmorang
