Trade Expo Indonesia (TEI) merupakan ajang pameran tahunan yang ke-30 kalinya diselenggarakan oleh Kementrian Perdagangan RI. Sama seperti penyelenggaraan pada tahun-tahun sebelumnya, TEI 2015 juga memamerkan produk-produk ekspor Indonesia dari berbagai sektor industri, pertambangan, pertanian, dan juga kerajinan. Pada penyelenggaraannya tahun 2014 lalu, TEI dikunjungi oleh lebih dari 10 ribu pengunjung dari lebih dari 100 negara dengan nilai transaksi langsung mencapai US$ 1 juta.
Dalam acara yang diselenggarakan pada tanggal 21-25 Oktober 2015, Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara langsung meminta Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) membantu para pengusaha dari segi ekspor. Jokowi meminta agar LPEI dapat mengalokasikan dana sebesar Rp 1 triliun pada tahun depan untuk membantu pengusaha kecil yang produknya memiliki potensi ekspor, terutama di sektor industri yang bersifat padat karya. Dana tersebut dapat disediakan dari penyertaan modal negara (PMN) untuk LPEI yang baru-baru ini telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebesar Rp 4 triliun.
Jokowi melihat para eksportir memiliki peluang untuk memperluas pasarnya, oleh karena itu untuk mewujudkan hal tersebut, Jokowi telah meminta Menteri Perdagangan Thomas Lembong dan para duta besar Indonesia di berbagai negara agar terus mempromosikan produk-produk dalam negeri ke pasar-pasar nontradisional. Selain melalui LPEI, pengusaha-pengusaha yang masih pemula nantinya dipastikan juga bisa mendapat Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang bunganya hanya 9 persen. Ditengah kondisi ekonomi dunia yang sedang lesu ditambah dengan pelemahan nilai tukar rupiah, memang peluang ekspor terbesar justru dimiliki oleh perusahaan-perusahaan skala kecil yang memiliki produk berkualitas namun seluruhnya menggunakan bahan baku lokal dibanding yang bahan bakunya impor.
Melalui acara ini, Pemerintah menargetkan nilai transaksi Trade Expo tahun 2015 bisa naik 14 persen dari tahun lalu. Kemendag optimis target tersebut bisa tercapai dengan melihat banyaknya jumlah pengunjung dan pembeli selama pameran berlangsung, hal ini juga membuktikan bahwa kualitas produk Indonesia mampu bersaing dan diterima oleh pasar internasional. Pasar Indonesia untuk kelas menengah terus tumbuh, sehingga investasi di Indonesia naik dalam beberapa tahun terakhir. Investasi Jepang dan korea naik 700 persen sejak 2010-2013. Sehingga produk-produk terbaik pun bermunculan tidak hanya dari perusahaan luar negeri tetapi juga luar negeri yang memenuhi standar ekspor.
Stephanie Rebecca/VM/BNV/ Analyst at Vibiz Research Center
Edior: Asido Situmorang