Pada penutupan perdagangan Jumat sore ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS mampu mengalami kenaikan meskipun masih terbatas (23/10). Mata uang lokal yang sempat naik tajam harus puas mengalami peningkatan sedikit saja. Bursa saham juga ditutup di bawah level harian tertinggi yang sempat dicapainya.
Secara umum IHSG masih menyediakan dukungan penguatan untuk rupiah. Indeks benchmark ini mengalami penutupan pada posisi 4653,16 poin, jauh di atas level penutupan perdagangan sebelumnya yang berada pada posisi 4584,56 poin. Akan tetapi IHSG melemah setelah sempat mencapai posisi harian tertinggi di 4665,76 poin.
Sentimen positif dari dalam negeri datang bersamaan dengan sentimen positif dari bank sentral Eropa yang mengindikasikan rencana pemangkasan suku bunga serta penambahan stimulus keuangan melalui program quantitative easing (QE).
Kendati demikian penguatan rupiah masih dibayangi oleh kekhawatiran terhadap hasil Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), sentimen negatif bisa saja datang dan mengoreksi penguatan nilai tukar rupiah.
Di akhir perdagangan hari ini mata uang rupiah ditutup pada posisi 13.620,90 per dollar AS. Rupiah mengalami peningkatan harian yang masih terbatas yaitu sebesar 19,40 poin atau setara dengan 0,14 persen dibandingkan posisi penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di level 13.640,30 per dollar.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah pada perdagangan selanjutnya masih rentan terhadap tekanan jual. Kenaikan tajam yang terjadi pada perdagangan kemarin hari ini sedang melambat. Ini merupakan sinyal bahwa rupiah belum menemukan pijakan yang cukup solid untuk menguat.
Mata uang rupiah untuk perdagangan selanjutnya berpotensi mengetes level support kuat pada posisi 13.500 dan 13.400 per dollar. Sedangkan level resistance harian yang akan ditemui jika terjadi kenaikan lanjutan pada mata mata uang ini ada di 13.700 dan 13.800 per dollar.
Ika Akbarwati/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens
