Antisipasi Perlambatan Ekonomi, Tahun Depan Pajak Orang Kaya Di Malaysia Naik 1%

899

Sebelumnya sudah dilaporkan bahwa, kinerja ekspor impor dan posisi neraca perdagangan Malaysia untuk periode Agustus 2015 berhasil meroket dari bulan sebelumnya. Dalam rilis tersebut tercatat bahwa aktivitas ekspor Malaysia berhasil bukukan pertumbuhan yang lebih cepat pada bulan Agustus lalu dari yang diperkirakan sebelumnya, sementara aktivitas impor justru bukukan penurunan yang tak terduga. Namun meski posisi neraca perdagangannya membaik, situasi ekonomi dan politik di negara ini masih belum kondusif mengingat masih tingginya sentimen negatif baik dari domestik maupun eksternal dan bukan tidak mungkin perekonomian di negara ini bisa memburuk di kemudian hari. (Lihat juga: Surplus Dagang Malaysia Meroket Oleh Aktivitas Ekspornya)

Untuk mengantisipasi perlambatan ekonomi yang lebih buruk, rencananya pada tahun 2016 mendatang Pemerintah Malaysia akan mengerek pajak masyarakat kelas menengah atasnya. Kenaikan pajak penghasilan orang kaya tersebut bertujuan untuk menambal defisit anggaran Negeri Jiran tahun 2016. Adapun warga Malaysia dengan penghasilan RM 600.000 hingga RM 1 juta per tahun (sekitar Rp 2 miliar-Rp 3,2 miliar) akan dikenakan pajak sebesar 26 persen, dari yang semula hanya sebesar 25 persen. Sementara masyarakat yang memiliki pendapatan lebih dari RM 1 juta setahun harus membayar pajak sebesar 28 persen.

Perdana Menteri Malaysia Najib Razak mengumumkan rencana tersebut dalam pidato Rancangan Anggaran dan Pendapatan Negara 2016 di hadapan parlemen akhir pekan lalu. Harapannya, kenaikan pajak penghasilan orang kaya bisa menutup defisit anggaran gara-gara penerimaan dari sektor minyak anjlok. Uang hasil kenaikan pajak kaum kaya tersebut akan digunakan, misalnya, untuk membangun jalan pedesaan, mendongkrak kecepatan internet, sektor pertanian dan pariwisata, serta gaji pegawai negeri sipil.

Mengingat pada tahun 2015 ini perekonomian dunia sedang lesu terutama akibat perlambatan ekonomi Tiongkok yang memburuk, maka pada tahun 2016 mendatang, Pemerintahan Najib akan lebih mengandalkan permintaan domestik. Najib juga berjanji meningkatkan konsumsi, memacu investasi swasta, serta mempercepat proyek infrastruktur publik. Sementara itu, pemerintah Malaysia memproyeksikan PDB tahun ini tumbuh 4 persen, sedangkan tahun depan akan tumbuh menjadi 5 persen. Sebagai informasi, proyeksi laju pertumbuhan ekonomi tersebut tidak jauh berbeda dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Bank Dunia untuk Indonesia. 

Dalam laporan ekonomi yang dirilis akhir pekan lalu, Kementerian Keuangan Malaysia merevisi proyeksi PDB Malaysia tahun depan dari sebelumnya 4,5 persen menjadi 5,5 persen. Secara keseluruhan anggaran Pemerintah Malaysia akan dipakai untuk meningkatkan pembangunan sektor konstruksi, pertanian, listrik, dan elektronika. Tidak hanya itu, pada Juli 2016 nanti Malaysia akan menaikkan upah minimum bulanan menjadi RM 1.000 dari RM 900 untuk wilayah Semenanjung Malaysia. Sedangkan upah di Sabah dan Serawak bakal naik jadi RM 920.

 

 

 

Stephanie Rebecca/VM/BNV/ Analyst at Vibiz Research Center
Edior: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here