Dewan Pengembangan Ekonomi Singapura siang ini (26/10) kembali melaporkan data tingkat produksi industri negaranya untuk periode yang berakhir pada September lalu. Dalam rilis tersebut terlihat bahwa tingkat output dari sektor industri negara ini masih mencatat kontraksi genap memasuki bulan ke-8 nya berturut-turut, meskipun laju kontraksinya mereda jika dibanding bulan sebelumnya namun tetap masih lebih dalam dari yang diperkirakan ekonom sebelumnya.
Dalam rilis tersebut tertulis bahwa tingkat produksi industri Singapura pada bulan lalu bukukan penurunan sebesar -4,8 persen (yoy), sementara ekonom sebelumnya hanya memperkirakan penurunan sebesar -4,5 persen (yoy). Tapi jika dibandikan dengan bulan sebelumnya, laju penurunan pada bulan September jauh lebih sederhana, pasalnya di bulan sebelumnya yaitu bulan Agustus, penurunan output di sektor industri ini tercatat hingga -7,1 persen. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Dalam publikasi tersebut tercatat bahwa jika perhitungan ouput industri pada bulan lalu tidak termasuk output manufaktur biomedis, maka tingkat kontraksi output industri negara ini bukukan penurunan yang lebih dalam yaitu mencapai -10,2 persen (yoy). Di antara komponen pembentuk perhitungan output industri tersebut tercatat bahwa output cluster rekayasa transportasi anjlok hingga -24,0 persen (yoy) pada bulan September lalu dan output cluster elektronik mencatat kontraksi sebesar -8,6 persen.
Sementara itu, output dari cluster rekayasa presisi tergelincir sebesar -8,7 persen pada September lalu dan output dari cluster industri manufaktur umum turun -4,7 persen. Pada saat yang sama, output dari cluster manufaktur biomedis tumbuh 26,3 persen pada September lalu. Demikian pula, output kimia cluster yang juga naik 4,4 persen pada bulan lalu.
Meskipun kinerja di sektor industrinya masih terus tertekan, nampaknya tidak demikian dengan kinerja ekonomi negara ini secara keseluruhan. Pasalnya, berdasarkan rilis awal laju Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) Singapura pada Q3 lalu, negara ini berhasil bukukan pertumbuhan sebesar 1,4 persen (yoy), lebih baik dari kuartal sebelumnya yang hanya mampu bukukan pertumbuhan sebesar 0,1 persen (yoy). Merespons rilis tersebut, Pemerintah Singapura pun nampak tetap optimis terhadap perekonomian negaranya dengan tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Singapura pada kisaran 2,0-2,5 persen di tahun 2015 ini.
Stephanie Rebecca/VM/BNV/ Analyst at Vibiz Research Center
Edior: Asido Situmorang