Pada bulan Oktober ini, laju pertumbuhan domestik bruto (PDB) Tiongkok untuk periode Q3-2015 dilaporkan hanya tercatat sebesar 6,9 persen. Angka pertumbuhan tersebut jelas lebih rendah dari yang tercatat di kuartal sebelumnya, yaitu sebesar 7 persen, namun sedikit lebih baik dari yang diperkirakan ekonom sebelumnya yaitu sebesar 6,8 persen. Melambatnya pertumbuhan ekonomi di negara ini salah satunya dipicu oleh perlambatan kinerja di sektor manufaktur Tiongkok Hal tersebut tercermin dari terus memburuknya kinerja di sektor industri Tiongkok setiap bulannya. (Lihat juga: Data PDB Q3 Tiongkok Melebihi Ekspektasi)
Maka tidak heran jika Biro Statistik Nasional Tiongkok siang ini (27/10) melaporkan profit yang berhasil diraup sektor industri negaranya untuk periode yang berakhir September 2015 menurun. Dalam rilis tersebut terlihat bahwa profit sektor industri Tiongkok pada bulan lalu bukukan penurunan jika dibanding dengan profit yang berhasil diraup pada September 2014. Adapun profit industri Tiongkok pada bulan lalu bukukan penurunan sebesar -0,1 persen (yoy), meski demikian penurunan profit yang tercatat pada bulan lalu masih lebih lebih baik dari penurunan tajam sebesar -8,8 persen (yoy) yang tercatat di bulan Agustus. Dengan demikian maka selama sembilan bulan pertama tahun 2015 ini, total laba industri di Tiongkok sudah turun -1,7 persen (yoy).
Sebelumnya juga sudah dilaporkan bahwa tingkat produksi industri Tiongkok periode September 2015 kembali bukukan pertumbuhan yang lebih rendah dari yang sudah tercatat di bulan sebelumnya dan juga lebih rendah dari yang diperkirakan ekonom sebelumnya. Dalam rilis tersebut tercatat bahwa tingkat produksi industri Tiongkok pada bulan lalu turun menjadi sebesar 5,7 persen (yoy) dari yang semula tercatat sebesar 6,1 persen (yoy). Realisasi pertumbuhan tersebut juga lebih rendah dari perkiraan ekonom yang sebelumnya memprediksi pertumbuhan output sebesar 6,0 persen. (Lihat juga: Output Industri Tiongkok Lagi-Lagi Tergelincir, Bisnis Ritel Tetap Tumbuh)
Meski demikan, sejumlah pihak meyakini pemerintah Tiongkok masih dapat mempertahankan angka pertumbuhan ekonomi di kuartal IV mendatang di kisaran 6,8 – 6,9 persen asalkan bank sentral bersedia memotong suku bunga sebesar 25 basis poin, serta menurunkan lagi jumlah cadangan devisa. Hal tersebut sangat diharapkan para ekonom untuk mencegah perlambatan ekonomi Tiongkok turun lagi menjadi 6,7 persen pada kuartal I-2016 mendatang. Baru-baru ini, bank sentral Tiongkok (PBoC) kembali memangkas lagi suku bunganya untuk ke-6x nya semenjak November 2014 lalu, dimana PBoC rate kali ini dipangkas sebesar 0,25 persen sehingga berakhir menjadi sebesar 4,35 persen dan juga suku bunga depositonya menjadi sebesar 1,50 persen. (Lihat juga:PBoC Rate Dipangkas Ke-6 Kalinya, IMF Review Sinyalkan Kuat Yuan Akan Masuk Dalam SDR)
Stephanie Rebecca/VM/VBN/ Analyst at Vibiz Research Center
Edior: Asido Situmorang