Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan untuk meresmikan peletakkan batu pertama atau ground breaking proyek pembangunan jalur kereta api Borneo dan Techno Park di Kalimantan Timur pada 17 November mendatang. Jalur kereta api ini nantinya akan digunakan untuk kereta api penumpang maupun angkutan barang. Adapun, pengertian angkutan barang itu bisa berupa batubara, migas, hasil hutan lainnya, Crude Palm Oli (CPO) dan semua SDA (sumber daya alam) lainnya termasuk penumpang.
Nilai investasi untuk pembangunan KA Borneo dan Techno Park pasalnya mencapai Rp 72 triliun. Adapun investor yang menanamkan modal dalam proyek ini adalah perusahaan asal Rusia, Russian Rail Ways. Lebih jauh, proyek pembangunan jalur KA Borneo ini ditargetkan harus selesai dalam lima tahun dengan panjang jalur seluruhnya hampir 900 kilometer yang terdiri dari dua jalur. Jalur pertama dari Kutai Barat sampai ke kawasan industri Buluhminum di Balikpapan, dan yang kedua dari Kutai Kertanegara sampai KEK Batua Trans Kalimantan Selatan.
Proyek ini bisa diresmikan setelah aturan Kementerian Perhubungan yang selama ini menjadi kendala pembangunan proyek telah diubah, sehingga investasi sebesar Rp 72 triliun akhirnya betul-betul dapat terealisir di Kalimantan Timur. Sejauh ini masalah yang kerap menghambat proyek kereta api yaitu pembebasan lahan sudah clear atau tidak ada masalah. Terkait pemanfaatan jalur KA Borneo untuk angkutan publik nantinya akan diatur kemudian oleh Kementerian Perhubungan.
Sebelumnya, Russian Railways terkendala sejumlah peraturan atau ketentuan, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, yang dinilai belum menguntungkan bagi mereka. Sejumlah peraturan atau ketentuan tersebut antara lain soal aturan pembagian hasil yang hanya 49 persen untuk investor asing, peraturan daerah yang mengharuskan investor asing menggandeng lebih dari satu mitra kerja lokal, dan sistem build own transfer. Selain itu, adanya pungutan-pungutan liar dalam pengurusan investasi juga dinilai memperberat biaya produksi investasi ini.
Stephanie Rebecca/VM/VBN/ Analyst at Vibiz Research Center
Edior: Asido Situmorang