Mata uang rupiah pada sesi perdagangan Rabu mengalami pembukaan melemah yang cukup signifikan terhadap rival utamanya dollar AS (28/10). Mata uang lokal dibuka turun tetapi saat ini penurunannya sudah melambat dibandingkan dengan posisi pembukaan pagi tadi. Kinerja bursa saham yang pagi ini melemah menjadi salah satu faktor yang menghambat rupiah untuk kembali rally.
Pada penutupan perdagangan kemarin rupiah membukukan kenaikan terbatas. Mata uang dalam negeri tersebut memperoleh dukungan akibat dollar yang sempat melemah. Akan tetapi hari ini indeks dollar terpantau mengalami peningkatan sehingga kinerja rupiah kembali tertekan.
Para pelaku pasar masih menantikan hasil dari pertemuan Fed yang akan dirilis Kamis dini hari. Diharapkan bank sentral Amerika Serikat ini akan memberikan sinyal yang cukup kuat untuk menentukan kapan kiranya kenaikan suku bunga acuan akan dilakukan. Jika Fed tidak juga menegaskan kapan hal tersebut akan dilakukan ada kemungkinan rupiah akan kembali mengalami rally karena pasar menganggap kenaikan suku bunga tidak akan dilaksanakan dalam waktu dekat.
Hari ini rupiah terpantau dibuka pada posisi 13.644,00 per dollar AS. Mata uang lokal tersebut mengalami penurunan yang cukup signifikan dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin yang ada di level 13.623,00 per dollar AS.
Saat ini rupiah masih berada di teritori negatif tetapi sudah rebound dibandingkan posisi pembukaan. Mata uang lokal saat ini berada di posisi 13.624,00 per dollar AS, turun tipis 1,00 poin dari posisi penutupan perdagangan kemarin.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan bahwa pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS pada perdagangan hari ini berpotensi untuk mengalami pergerakan yang sideways. Sentimen negative di pasar saham tampaknya akan membuat rupiah bertahan di teritori negative meskipun kejatuhannya tidak akan terlalu dalam.
Mata uang rupiah hari ini berpotensi kembali mengetes level support pada posisi 13.700 dan 13.750 per dollar AS. Sedangkan level resistance harian yang akan dites ada pada 13.600 dan 13.550 per dollar.
Ika Akbarwati/VMN/VBN/Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang