Sejauh ini perekonomian dunia masih cukup lesu, tidak lain salah satu penyebab terbesarnya adalah perlambatan ekonomi Tiongkok yang kian menjadi-jadi sehingga cukup membuat para investor global menjadi gamang. Dampak dari perlambatan ekonomi negara terbesar ke-2 di dunia tersebut sekarang ini cukup besar dirasakan negara yang tergabung dalam emerging market (EM), seperti Singapura. Sampai hari ini kinerja di sektor industri negara ini masih bertahan pada fase negatif disebabkan permintaan ekspor yang masih lesu. (Lihat juga: Output Sektor Industri Singapura Masih Bukukan Kontraksi)
Menyusul rilis tersebut, Departemen Tenaga Kerja Singapura siang ini (29/10) kembali melaporkan rilis awal tingkat pengangguran negaranya untuk periode yang berakhir pada Q3-2015. Dalam rilis tersebut terlihat bahwa tingkat pengangguran negara ini masih sama dengan yang tercatat di kuartal sebelumnya (Q2-2015), yaitu sebesar 2 persen. Persentase tingkat pengangguran Singapura pada Q3 lalu nampak lebih baik dari perkiraan ekonom yang semula memprediksi tingkat pengangguran akan berakhir sebesar 2,1 persen. Secara rinci jumlah pengangguran di negara ini tercatat naik pada Q3 lalu menjadi sebanyak 66.800 pengangguran dari yang semula hanya sebanyak 62.800 di Q2 sebelumnya. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Selain masalah di sektor industri yang masih bukukan kinerja negatif sampai hari ini, masalah lainnya yang juga sedang dihadapi negara ini adalah potensi deflasi yang terus membayangi prospek pertumbuhan ekonomi Singapura ke depannya. Sebagai informasi, laju inflasi Singapura masih berada di fase negatif meski pada laju yang lebih sederhana dari yang tercatat di bulan sebelumnya. Adapun laju indeks harga konsumen Singapura periode September 2015 tercatat sebesar -0,6 persen (yoy). (Lihat juga: Deflasi Singapura Belum Berhenti, Biaya Transportasi Masih Murah)
Meski demikian, rilis awal laju Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) Singapura pada Q3 lalu berhasil menunjukkan bahwa negara ini berhasil bukukan pertumbuhan sebesar 1,4 persen (yoy), lebih baik dari yang tercatat di kuartal sebelumnya yang hanya mampu bukukan pertumbuhan sebesar 0,1 persen (yoy). Merespons rilis tersebut, Pemerintah Singapura pun nampak tetap optimis terhadap perekonomian negaranya dengan tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi Singapura pada kisaran 2,0-2,5 persen di tahun 2015 ini.
Stephanie Rebecca/VM/VBN/ Analyst at Vibiz Research Center
Edior: Asido Situmorang