Level suku bunga terendah bagi Bank Sentral Australia (RBA) pagi ini dipertahankan pada level 2 persen yang sudah berlaku sejak enam bulan terakhir. RBA menjelaskan bahwa prospek peningkatan dalam perekonomian di Australia agak kokoh dalam bulan-bulan terakhir ini (3/11).
Bank sentral ini juga menyebutkan bahwa para anggota dewan telah melihat dari sisi outlook inflasi nampaknya perlu ada pelonggaran lebih lanjut untuk memperkuat permintaan nasional. Atas pernyataan ini, sejumlah ekonom Australia memandang ini sebagai kecenderungan kepada kebijakan ekonomi longgar berikutnya.
Dalam pernyataan kebijakannya setelah pengumuman keputusan suku bunga, RBA menyebutkan “Dewan Gubernur akan terus mengamati perkembangan outlook, dan karenanya kebijakan saat ini akan paling efektif untuk mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan dan inflasi yang konsisten dengan target.” Sebelum ini RBA menargetkan tingkat inflasi berkisar 2-3 persen, sementara laju inflasi di bulan September lalu tercatat 2,15 persen.
Ketetapan suku bunga ini secara umum sesuai dengan perkiraan pengamat ekonomi dan para pelaku pasar. Terakhirnya RBA memangkas suku bunga pada bulan Mei dan Februari yang lalu.
Mata uang Australian dollar terpantau cukup fluktuatif sebelum pengumuman, dan kemudian terus menguat di sekitar level $0.7207 pada siang ini waktu Asia.
Sejumlah pengamat pasar yang dikutip CNBC sempat menyebutkan bahwa ada potensi di Desember nanti RBA akan memangkas kembali suku bunganya. Analis Vibiz Research, sementara itu, memerkirakan bahwa RBA akan lebih hati-hati dalam menurunkan suku bunga berikutnya, salah satunya karena kemungkinan the Fed menaikkan suku bunganya pada Desember nanti. Kemungkinan RBA akan melihat dulu bagaimana reaksi pasar dan kebutuhan pasar Australia bila the Fed jadi menaikkan suku bunganya. Karenanya, agak kecil kemungkinan RBA menurunkan suku bunganya di bulan Desember nanti, demikian menurut analis Vibiz Research. Peluang lebih besar, kemungkinannya, ada di kuartal pertama tahun 2016.
John P/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang