Pergerakan saham PT Elnusa Tbk. (ELSA) pekan lalu merupakan pergerakan pekan terlemah sejak pelemahan mingguan pekan terakhir bulan Agustus yang anjlok hingga 17,5 persen. Sentimen yang mempengaruhi pelemahan saham ini yaitu kinerja Q3 lalau yang alami penurunan laba dari periode sama tahun 2014.
Karenanya dari sisi fundamental perusahaan berusaha melakukan ekspansi untuk meningkatkan pendapatan yang Q3 lalu alami penurunan 13 persen lebih. Pekan ini ELSA lakukan kerjasama dengan PT GE Oil & Gas Indonesia (GE) untuk ekspansi bisnis artificial lift di Indonesia.
Dengan kerjasama ini kompetensi dan kandungan lokal peralatan ESP (electrical submersibel pump) tersebut akan mencapai lebih dari 50% dalam kurun waktu 4 tahun ke depan. Dan untuk kerjasama ini dikerjakan anak usahanya yang berhubungan dengan bisnis ini.
Melihat kinerja keuangan Q3 lalu, ELSA alami penurunan laba 21,49% menjadi Rp.226,32 miliar bila dibandingkan pada tahun sebelumnya 2014 Rp.288,29 miliar. Sementara pendapatan perseroan yang dibukukan sampai dengan kuartal III-2015 turun menjadi 13,29% menjadi Rp.2,62 triliun dari sebelumnya Rp.3,02 triliun.
Untuk perkembanganharga saham dari lantai bursa perdagangan saham pada Jumat (13/15) saham ELSA turun 1,9% dan ditutup pada level 305 setelah pada penutupan perdagangan sebelumnya berada pada level 311 dan bergerak dalam kisaran 308-303 volume perdagangan saham mencapai 10,7 juta lembar saham.
Analyst Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, harga saham ELSA sejak pertengahan bulan Oktober terlihat terus mengalami pergerakan menurun. Terpantau indikator MA bergerak turun. Selain itu indikator Stochastic juga bergerak datar ke area jenuh jual.
Sementara indikator Average Directional Index terpantau bergerak naik demikian juga +DI bergerak flat yang menunjukan pergerakan ELSA dalam potensi penguatan. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi lrekomendasi trading pada target level support di level Rp300 hingga target resistance di level Rp317.
Lens Hu/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang