Surplus Perdagangan Indonesia Mencapai $ 1.01 Miliar, Impor Melemah

655

Surplus perdagangan Indonesia stabil di $ 1.01 miliar pada bulan Oktober dibandingkan dengan $ 1.02 miliar pada bulan September karena melemahnya impor, demikian dinyatakan oleh Badan Pusat Statistik pada Senin (16/11).

Hasil surplus perdagangan tersebut mengalahkan perkiraan median untuk surplus sebesar $ 731 juta  hasil pendapat 10 ekonom regional yang disurvei oleh The Wall Street Journal.

indonesia-balance-of-trade

Badan Pusat Statistik itu mengatakan ekspor Indonesia mencapai $ 12,08 miliar pada bulan Oktober, merosot 20,98% dari tahun sebelumnya dan turun 4.0% dari bulan sebelumnya.

Kepala BPS, Suryamin mengatakan meskipun nilai ekspor turun dari bulan sebelumnya, namun volume ekspor naik 4,38%, yang berarti bahwa permintaan untuk produk-produk Indonesia meningkat.

indonesia-exports (1)

Di sisi lain, impor turun lebih cepat sebesar 27,81% dari tahun sebelumnya menjadi $ 11,07 miliar dan mengalami kontraksi 4,27% dari bulan sebelumnya. BPS mengatakan impor gas alam turun 71,48% dari bulan sebelumnya, sementara pengiriman ke dalam produk minyak turun 8,20% dari bulan sebelumnya.

indonesia-imports (1)

Sebuah surplus perdagangan yang sehat akan terus meningkatkan defisit neraca Indonesia saat ini. Tapi, impor lemah bisa menunjukkan bahwa kegiatan industri di Indonesia terus mengalami tekanan.

Ekspor

Ekspor nonmigas Oktober 2015 mencapai US$10,71 miliar, turun 3,86 persen dibanding September 2015, demikian juga dibanding ekspor Oktober 2014 turun 16,88 persen.

Secara kumulatif nilai ekspor Indonesia Januari-Oktober 2015 mencapai US$127,22 miliar atau menurun 14,04 persen dibanding periode yang sama tahun 2014, demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$111,46 miliar atau menurun 8,77 persen.

Penurunan terbesar ekspor nonmigas Oktober 2015 terhadap September 2015 terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar US$319,4 juta (84,95 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$121,8 juta (8,46 persen).

Ekspor nonmigas ke Amerika Serikat Oktober 2015 mencapai angka terbesar yaitu US$1,22 miliar, disusul Tiongkok US$1,09 miliar dan Jepang US$1,01 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 31,05 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$1,23 miliar.

Menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan periode Januari-Oktober 2015 turun 8,38 persen dibanding periode yang sama tahun 2014, dan ekspor hasil tambang dan lainnya turun 13,00 persen, demikian juga ekspor hasil pertanian turun 0,17 persen.

Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada periode Januari-Oktober 2015 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$21,51 miliar (16,91 persen), diikuti Kalimantan Timur US$15,67 miliar (12,32 persen) dan Jawa Timur U$14,13 miliar (11,10 persen).

Impor

Impor nonmigas Oktober 2015 mencapai US$9,31 miliar atau turun 3,50 persen jika dibandingkan September 2015 dan turun 20,78 persen jika dibandingkan Oktober 2014.

Impor migas Oktober 2015 mencapai US$1,76 miliar atau turun 8,12 persen jika dibandingkan September 2015. Demikian pula apabila dibandingkan Oktober 2014 turun 50,89 persen.

Secara kumulatif nilai impor Januari–Oktober 2015 mencapai US$119,05 miliar atau turun 20,47 persen dibanding periode yang sama tahun 2014. Kumulatif nilai impor terdiri dari impor migas US$21,17 miliar (turun 42,16 persen) dan nonmigas US$97,89 miliar (turun 13,46 persen).

Peningkatan impor nonmigas terbesar Oktober 2015 adalah golongan kapal laut dan bangunan terapung US$61,5 juta (143,69 persen), sedangkan penurunan terbesar adalah golongan mesin dan peralatan mekanik US$114,6 miliar (5,97 persen).

Tiga negara asal barang impor nonmigas terbesar Januari–Oktober 2015 adalah Tiongkok dengan nilai US$23,82 miliar (24,34 persen), Jepang US$11,31 miliar (11,55 persen), dan Singapura US$7,31 miliar (7,47 persen). Impor nonmigas dari ASEAN mencapai pangsa pasar 21,89 persen, sementara dari Uni Eropa 9,51 persen.

Nilai impor golongan barang konsumsi, bahan baku/penolong, dan barang modal selama Januari–Oktober 2015 mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya masing-masing sebesar 16,14 persen; 21,48 persen; dan 17,68 persen.

 

Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here