Meningkatnya saham-saham emiten semen dalam perdagangan saham kemarin hanya saham PT. Holcim Indonesia Tbk (SMCB) yang alami pelemahan, emiten lainnya justru melonjak diatas 1 persen. Perdagangan saham ini sejak awal bulan September alami pergerakan konsolidasi setelah mendapat tekanan kuat pada bulan Juli hingga Agustus.
Secara fundamental, kinerja keuangan perusahaan ini memang sedang merugi pada semester pertama lalu dan periode Q3 lalupun diperkirakan masih merugi. Hal ini terlihat dari rencana melepas bisnisnya di Malaysia dengan menjual seluruh sahamnya di Holcim Malaysia Sdn. Bhd. (HMSB) kepada Lavarge Malaysia Berhad. senilai RM300 juta atau sekitar Rp1,03 triliun.
Pihak SMCB beralasan atas aksinya ini untuk efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kegiatan usaha, serta meningkatkan fokus pada pembuatan dan penjualan semen, beton jadi, dan bahan bangunan lain di Indonesia.
Melihat kinerja keuangannya pada periode terakhir, SMCB pada semester pertama lalu merugi hingga Rp136,06 miliar atau Rp18,02 per saham, yang disebabkan melambungnya beban keuangan pada periode tersebut. Dibandingkan tahun sebelumnya periode yang sama, perusahaan justru berhasil mencetak keuntungan Rp452,93 miliar atau Rp59,11 per saham.
Menilik kabar dari lantai bursa perdagangan saham pada Rabu (18/11) saham SMCB ditutup pada level 995 setelah pada penutupan perdagangan sebelumnya berada pada level 1000. Saham bergerak dalam kisaran 1060-995 dengan volume perdagangan saham baru mencapai 200 ribu saham.
Analyst Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, harga saham SMCB sejak awal bulan September bergerak konsolidasi. Terpantau terakhir indikator MA bergerak turun dan pola Spinning Tops terbentuk menembus Upper Bolinger Band. Selain itu indikator stochastic mulai bergerak turun di area jenuh jualnya.
Sementara indikator ADX terpantau bergerak datar didukung oleh +DI naik yang menunjukan pergerakan SMCB dalam penguatan terbatas. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi level support berada pada Rp985 hingga resistance Rp1110.
Lens Hu/VMN/VBN/ Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens