Harga minyak mentah pada penutupan perdagangan Rabu dinihari (23/11) naik setelah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah paska Turki menjatuhkan pesawat Rusia di perbatasan Suriah.
Harga minyak mentah AS ditutup lebih tinggi , naik lebih dari 2,5 persen, setelah lonjakan ketegangan di Timur Tengah setelah jatuhnya jet tempur Rusia dan rally di harga bensin AS menghentikan minyak mentah berjangka menuju pengujian terendah pada $ 40.
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan penembakan Turki terhadap jet nya merupakan “tusukan di belakang” yang bisa memiliki “konsekuensi serius.” Ketegangan di Timur Tengah telah meningkat dengan serangan udara Rusia atas Suriah terkait jatuhnya sebuah pesawat jet penumpang Rusia atas Mesir bulan lalu.
Harga bensin melonjak sebanyak 5 persen menghadapi suhu pra-musim dingin dan harga minyak yang rendah terus meningkatkan bahan bakar untuk perjalanan panjang di Amerika Serikat. Pedagang juga mencermati penundaan dimulainya pembuatan bensin 70.000 barel per hari di kilang Irving St John, New Brunswick.
Harga minyak berjangka WTI untuk kontrak bulan Desember ditutup naik $ 1.12, atau 2,68 persen, pada 42,87 dollar per barel, turun dari $ 43,46 sebelumnya, yang merupakan tertinggi sejak 11 November.
Sementara itu harga minyak Brent berjangka naik $ 1,34, atau 2,99 persen, pada 46,17 dollar per barel, setelah mencapai tertinggi dua minggu di $ 46,50.
Ketegangan geopolitik yang meningkat di Timur Tengah bisa menunda penurunan harga minyak mentah, kata beberapa analis.
Spekulasi bahwa Arab Saudi menjaga opsi terbuka untuk kerjasama harga dengan produsen minyak lainnya pada pertemuan 4 Desember OPEC juga bisa memberikan dukungan sementara untuk minyak mentah.
Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan bahwa data pemerintah pada Rabu kemungkinan akan menunjukkan lonjakan 1,1 juta barel dalam persediaan minyak mentah AS untuk minggu untuk 20 November.
Perusahaan intelijen pasar Genscape melaporkan membangun 2,2 juta barel pada titik pengiriman Cushing, Oklahoma AS berjangka minyak mentah untuk pekan yang sama, pedagang melihat data tersebut pada Senin.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak masih berpotensi alami tekanan dengan sentiment negatif kelebihan pasokan minyak dunia. Harga minyak akan bergerak menembus kisaran Support 41,00-39,00, jika harga berbalik menguat akan mencoba menembus kisaran Resistance 45,00-47,00.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang