Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, pada acara Press Gathering, Rabu (06/01) menyatakan Tahun depan APBN menggariskan pertumbuhan 5,3%, bisakah itu dicapai? Itu hanya bisa kalau investasinya berjalan lebih baik tahun depan; infrastruktur, industri dan ekspornya juga bisa jalan. Kalau itu bisa terjadi, maka 5,3 itu bisa dicapai.
Setelah percepatan pembangunan infrastruktur, maka perlu digalakkan lagi industrialisasi di negara kita. Dengan adanya industri, maka akan menggerakkan ekonomi. Akan dihasilkan produksi industri yang dapat diekspor untuk meningkatkan penerimaan negara. Akan ada juga barang-barang yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan usaha domestik, mulai dari usaha kecil, menengah hingga usaha besar. Juga yang penting lagi adalah industri dapat menyerap tenaga kerja, sehingga dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.
Selain percepatan pembangunan infrastruktur, maka pembangunan industri juga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang tahun 2016 ini ditargetkan mencapai angka 5,3%.
Vibiz Media Network pada akhir tahun 2015 melakukan wawancara exclusive dengan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Prof. Suahasil Nazara, S.E., M.Sc., PhD, dimana Suahasil menyatakan keyakinan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia juga dilihat dari spread Indonesia, di mana di Pulau Jawa dengan spread 58%, pertumbuhan ekonominya mencapai sekitar 5,4%. Sementara di Pulau Sumatra dan Pulau Kalimantan itu agak tertekan karena commodity base, tapi diharapkan dengan dibangun infrastruktur akan terjadi peningkatan, demikian menurut Suahasil.
Dengan demikian menurut Suahasil, memaintain Pulau Jawa itu sangat penting dan bisa kita lakukan. Jawa bukan natural resource base, tapi manufacturing dan service base. Kalau kita maintain manufaktur dan jasa dengan membangun infrastruktur, maka ini menjadi keyakinan sebagai sumber pertumbuhan. Optmisme ini sudah bisa dilihat oleh dunia usaha.
Untuk menggairahkan kembali indutri, salah satu langkah yang diambil pemerintah untuk menghidupkan kembali kondisi ini adalah dengan menarik para investor untuk masuk ke bidang infrastruktur, petrokimia dan industri tertentu dalam jangka panjang.
“Misalnya investasi di pembangkit tenaga listrik. Pemerintah juga menyiapkan bagaimana investor bisa masuk ke petrokimia dengan membangun kilang minyak,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, seperti dilansir melalui laman Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada Jumat (08/01). Sektor industri menjadi salah satu fokus utama pemerintah untuk transformasi struktural yang lebih baik.
“Suatu negara yang berkembang, hanya bisa mencapai transformasi struktural yang berkesinambungan jika sektor industrinya berkembang dengan baik,” tambahnya. Selain itu, pemerintah juga berusaha mendorong ekonomi dengan deregulasi dan debirokratisasi, yang telah tertuang dalam paket kebijakan ekonomi.
Dari Paket kebijakan ekonomi I hingga VIII, berbagai macam kebijakan telah dihadirkan oleh pemerintah sebagai upaya dukungan untuk perusahaan besar berinvestasi hingga kemudahan bagi Pedagang Kaki Lima (PKL) untuk mendapatkan Hak Guna Bangunan (HGB). Darmin juga menegaskan bahwa pemerintah selalu berkoordinasi dengan Bank Indonesia dan OJK dalam mengombinasikan sejumlah langkah untuk mengatasi ketimpangan.
Freddy/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang