Bank Indonesia, hari ini Senin (11/01) merilis survey penjualan eceran atau Indeks Penjualan Riil (IPR) November 2015 yang tumbuh 10,2% (yoy), lebih tinggi dibandingkan hasil 8,7% (yoy) pada Oktober 2015.Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya pertumbuhan penjualan makanan, minuman dan tembakau, dimana secara regional, pertumbuhan penjualan eceran tertinggi terjadi di Bandung sebesar 32,8% (yoy).
Penjualan kelompok makanan, minuman dan tembakau meningkat dari 13% (YoY) menjadi 14,01% (YoY). Sedangkan untuk kelompok non makanan juga meningkat dari 2,9% (YoY) menjadi 5% (YoY), dimana peningkatan tertinggi pada kelompok perlengkapan rumah tangga, antara lain pada penjualan produk meubel dan perabot rumah tangga.
Sedangkan secara bulanan, penjualan riil menurun dari 2,5% hasil sebelumnya menjadi 0,7%, dimana pelemahan terbesar ada pada kelompok komoditi, dengan pelemahan terbesar pada kelompok sandang.
Secara triwulan, pertumbuhan tahunan konsumsi rumah tangga triwulan IV-2015 meningkat diperkirakan sebesar 8,5%, dibandingkan triwulan III-2015 pada 7,1%. Namun dibandingkan triwulan IV-2014 secara tahunan menglami pelemahan yaitu 10,9%.
Sedangkan perkiraan pertumbuhan penjualan riil pada bulan Desember 2015 akan melambat (6,7%, yoy). Perlambatan pertumbuhan terjadi pada hampir semua kelompok barang. Namun demikian, sejumlah kelompok barang diperkirakan mengalami peningkatan pertumbuhan, yaitu kelompok bahan bakar kendaraan bermotor, kelompok barang budaya dan rekreasi serta kelompok suku cadang dan aksesori, sejalan dengan meningkatnya permintaan menjelang Natal, Tahun Baru, dan libur akhir tahun.
Dalam survei juga dilaporkan bahwa tekanan kenaikan harga pada Februari 2016 diperkirakan menurun. Indikasi ini terlihat dari Indeks Ekspektasi Harga (IEH) 3 bulan mendatang yang tercatat sebesar 144,8, lebih rendah dari 147,3 pada bulan sebelumnya.
Freddy/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang
