Ditengah perdagangan valas tanah air Selasa siang (19/01), kurs rupiah berhasil berbalik arah dari pergerakan awal perdagangan yang dibuka melemah setelah perdagangan awal pekan berakhir naik tipis. Penguatan rupiah siang ini merupakan optimis pasar investasi di emerging market selain Tiongkok.
Awalnya pasar memilih mengkoleksi aset safe haven pasca buruknya data pertumbuhan ekonomi Tiongkok, namun untuk meraih untung lebih pasar meyakini dapat dituai di Indonesia. Seperti yang dilaporkan pagi tadi bahwa ekonomi Tiongkok turun ke posisi terendah dalam 25 tahun untuk tahun 2015.
Pergerakan kurs Rupiah di pasar spot siang ini menguat 0,18% dari perdagangan sebelumnya dan kini bergerak pada kisaran Rp13879/US$ setelah dibuka lemah pada level Rp13932/US$. Penguatan kurs juga disupport oleh intervensi BI yang menaikkan kurs jisdor dan juga kurs transaksi antar bank.
Kurs Jisdor yang ditetapkan Bank Indonesia hari ini diperkuat ke 13921 dari hari sebelumnya 13931 pada hari Senin (18/01) sedangkan kurs transaksi antar bank menguat ke posisi 13,991.00 dari posisi 14001 perdagangan sebelumnya.
Namun di bursa saham, investor asing masih merespon kurs awal sehingga masih tercetak net sell asing sebesar Rp150 miliar. Dan akibatnya IHSG sesi pertama ditutup di zona merah yang turun tipis setelah dibuka di zona hijau.
Dan untuk pergerakan kurs Rupiah di pasar spot hari ini berpotensi menguat hingga akhir perdagangan sore ditengah pelemahan dollar, sehingga Analyst Vibiz Research Center memperkirakan Rupiah bergerak di level support di 13941 resistance 13905 per dollar.
Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor : Jul Allens