Mengawali perdagangan pasar valas hari Rabu (20/01) rupiah terkoreksi dari penguatan perdagangan sebelumnya dan kini juga sedang bergerak dibawah tekanan sentimen pelemahan bursa saham dan valas kawasan Asia. Buruknya prospek ekonomi global yang digambarkan oleh IMF menjadi pemicu utama pasar memburu aset safe haven.
Setelah Tiongkok umumkan pertumbuhan ekonomi negaranya sepanjang tahun 2015 terburuk dalam 25 tahun, IMF menambah kepanikan pasar global dengan umumkan pemangkasan outlook ekonomi global tahun 2016. Sebelum pengumuman IMF tersebut, harga minyak mentah yang anjlok sudah menjadi beban pasar.
Pergerakan kurs Rupiah di pasar spot pagi ini melemah 0,30% dari perdagangan sebelumnya dan kini bergerak pada kisaran Rp13903/US$ setelah dibuka lemah pada level Rp13867/US$. Demikian kurs Jisdor yang ditetapkan Bank Indonesia hari ini diperkuat ke 13896 dari hari sebelumnya 13921 pada hari Selasa (19/01).
Namun di bursa saham, penguatan rupiah sebelumnya memberikan dorongan asing lakukan pembelian saham meski masih dengan volume yang kecil, asing cetak net buy sebesar Rp28 miliar. Dan aksi ini tidak bisa angkat IHSG yang dibuka melemah cukup signifikan pagi tadi.
Dan untuk pergerakan kurs Rupiah di pasar spot hari ini berpotensi menguat hingga akhir perdagangan sore ditengah pelemahan dollar, sehingga Analyst Vibiz Research Center memperkirakan Rupiah bergerak di level support di 13914 resistance 13804 per dollar.
Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor : Jul Allens



