Setelah berhasil menguat cukup signifikan diawal perdagangan valas tanah air hari Jumat (22/01), kurs rupiah perdagangan siang masih mampu menguat dengan penambahan volume penguatan sejak pagi ditengah penguatan dollar cukup signifikan di pasar spot. Optimisme pasar global untuk investasi rupiah cukup kuat sehingga
Salah satu yang mengindikasi sentimen tersebut yaitu harga minyak mentah dunia yang terus anjlok hingga akhir sesi Asia ke kisaran harga US$28 per barel, akibatnya dollar AS yang diawal perdagangan menguat harus terkoreksi kembali.
Pergerakan kurs Rupiah di pasar spot pagi ini menguat 0,40% dari perdagangan sebelumnya dan kini bergerak pada kisaran Rp13857/US$ setelah dibuka lemah pada level Rp13878/US$. Penguatan kurs hari ini didukung oleh intervensi BI yang menguatkan kurs jisdor dan juga kurs transaksi antar bank.
Kurs Jisdor yang ditetapkan Bank Indonesia hari ini diperkuat ke 13874 dari hari sebelumnya 13899 pada hari Kamis (21/01), sedangkan kurs transaksi antar bank melemah ke posisi 13,943.00 dari posisi 13,968.00 perdagangan sebelumnya.
Namun penguatan rupiah tidak berdampak pada aksi asing yang melakukan banyak net sell di bursa saham, jumlah net sell siang ini sebesar Rp130 miliar. Meski asing lakukan banyak jual, IHSG sesi pertama berakhir positif dengan kenaikan 0,6 persen ke posisi 4441.
Dan untuk pergerakan kurs Rupiah di pasar spot hari ini berpotensi menguat hingga akhir perdagangan sore meski dollar tetap menguat, sehingga Analyst Vibiz Research Center memperkirakan Rupiah bergerak di level support di 13917 resistance 13808 per dollar.
Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor : Jul Allens