Setelah BI menurun BI ratenya 2 pekan lalu, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) langsung mengaplikasikannya pada bunga kredit UKM. Bank yang memiliki kinerja kuangan cukup mumpuni ini akan menurunkan bunga kreditnya untuk UKM sebesar 0,25% dari bunga sebelumnya di 13%.
Rencana BBCA menerapkan bunga kredit baru tersebut yang akan dimulai pada 1 Februari 2016 sudah dipersiapkan. Dimana untuk menerapkan bunga baru ini berpotensi menambah debitur sehingga dibutuhkan banyak likuidasi yang kuat.
Melihat kinerja keuangan perusahaan terakhir, pada kuartal III-2015 BBCA mencatat peningkatan yang cukup signifikan pada laba bersih sebesar 9,5% menjadi Rp.13,37 triliun atau Rp.542 per saham dari Rp.12,21 triliun atau Rp.495 per saham pada periode yang sama tahun 2014. Sedangkan pada total pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional lainnya tercatat pertumbuhan yang meningkat sebesar 13,9% menjadi Rp.34,4 triliun bila dibandingkan pada tahun 2014 yang hanya memperoleh Rp.30,2 triliun.
Sampai dengan akhir September 2015, Aset BBCA tercatat sebesar Rp.573,17 triliun adanya peningkatan sebesar 5,61% bila dibandingkan tahun 2014 yang hanya memperoleh Rp.542,72 triliun. Sedangkan utang perseroan meningkat dari Rp.468,95 triliun menjadi Rp.489,42 triliun.
Untuk pergerakan sahamnya pada perdagangan hari Jumat (29/01), BBCA dibuka lemah pada level 13200 sedangkan penutupan perdagangan sebelumnya di level 13150 dan saham bergerak turun dalam kisaran 13225-12975 dengan volume perdagangan sudah mencapai 35 juta saham.
Pergerakan saham secara teknikal, analyst Vibiz Research Center melihat pekan ini menuju pelemahan mingguan yang mengkoreksi rally mingguan selama 2 pekan berturut. Namun kini terpantau indikator MA bergerak datar dan indikator Stochastic berusaha mendekati area jenuh beli.
Sementara indikator Average Directional Index terpantau bergerak datar didukung oleh +DI yang juga bergerak naik yang menunjukan pergerakan BBCA rawan koreksi. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi rekomendasi trading pada target support ada di 1730 dan resisten di 1882.
H Bara/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Jul Allens



