Indeks Harga Saham Gabungan pada penutupan perdagangan Kamis (04/02) berakhir positif, ditutup naik 1,52% pada 4665,82. Sedangkan indeks saham unggulan LQ45 ditutup naik 2,13% ke posisi 813.75. Penguatan IHSG terdorong penguatan Rupiah dan optimisme ekonomi Indonesia.
Sore ini terpantau Rupiah menguat terhadap dollar AS. Rupiah menguat 0,99% pada 13,524. Penguatan Rupiah terpicu pelemahan dollar AS yang melemah terhadap banyak mata uang dunia lainnya, termasuk rupiah. Pelemahan dollar AS ini mendorong investor asing untuk memasukkan dananya ke pasar modal Indonesia. Tercatat dana asing yang masuk ke pasr modal mencapai Rp. 361.33 miliar.
Kenaikan IHSG juga didukung optimisme ekonomi Indonesia dengan adanya pengakuan peringkat investment grade Indonesia pada posisi stabil.
Setelah Lembaga Pemeringkat Moody’s Investors Service pada hari Kamis (28/01), mengafirmasi Sovereign Credit Rating Indonesia pada level layak investasi (investment grade), dengan peringkat Baa3/stable outlook, maka pada Senin (01/02) kemarin, lembaga pemeringkat Japan Credit Rating Agency, Ltd. (JCR) kembali mengafirmasi peringkat Indonesia pada level layak investasi (investment grade).
Dalam siaran persnya, seperti yang dirilis di website Bank Indonesia, JCR memberikan afirmasi Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB-/stable outlook. Beberapa faktor kunci yang mendukung keputusan afirmasi bagi sovereign credit rating Indonesia yaitu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang solid ditopang oleh konsumsi domestik yang kuat, defisit fiskal yang terkendali dan pengelolaan utang pemerintah yang sehat, kondisi sektor perbankan yang relatif kuat, serta ketahanan terhadap tekanan eksternal.
Optimisme ekonomi Indonesia juga terlihat dari indeks keyakinan konsumen Indonesia yang meningkat. Berdasarkan hasil survei Konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) terlihat bahwa tingkat keyakinan konsumen Indonesia pada bulan Januari 2016 masih cukup tinggi dan optimis. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Januari 2016 yang tercatat sebesar 112,6, lebih tinggi dibandingkan 107,5 pada bulan sebelumnya.
Penilaian persepsi konsumen yang meningkat bulan pertama tahun ini merupakan yang tertinggi dalam 5 bulan terakhir setelah pada bulan Agustus penilaian pada posisi yang sama. Optimisme ini dipicu meningkatnya persepsi terhadap kondisi ekonomi tanah air saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi 6 bulan mendatang.
Sementara itu pada pergerakan bursa global terjadi pergerakan mixed.
Bursa Wall Street ditutup mixed pada penutupan perdagangan Kamis dinihari (04/02), terdorong kenaikan harga minyak yang membantu kenaikan besar indeks indeks Dow Jones dan S & P 500. Harga minyak mentah melonjak 8 persen pada penutupan perdagangan Kamis dinihari (04/02) setelah dolar AS melemah dan mengabaikan data yang menunjukkan lonjakan besar tak terduga dalam persediaan minyak mentah AS yang mencapai rekor tertinggi.
Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir naik 183,12 poin, atau 1,13 persen, pada 16,336.6. Indeks S & P 500 ditutup 9,5 poin lebih tinggi, atau 0,5 persen, pada 1,912.53. Indeks komposit Nasdaq ditutup turun 12,71 poin, atau 0,28 persen, pada 4,504.24.
Sedangkan bursa Asia sore ini ditutup mixed, dimana hanya indeks Nikkei yang berada di zona merah, tertekan data indikator keuangan yang turun.
Sementara bursa Eropa dibuka bergerak menguat terpicu pelemahan dollar AS.
Tercatat 187 saham menguat, sedangkan 101 saham melemah. Sampai dengan penutupan perdagangan sore ini, terjadi transaksi perdagangan sebanyak 4,13 miliar saham dengan nilai mencapai 5,86 triliun, dengan frekuensi perdagangan sebanyak 251,309 kali.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan pada perdagangan saham selanjutnya berpotensi menguat terbatas merespon optimisme ekonomi Indonesia. IHSG diperkirakan akan bergerak dalam kisaran Support 4635-4609, dan kisaran Resistance 4693-4717.
Freddy/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang