Perekonomian Korea menunjukkan tanda-tanda memasuki periode perlambatan yang disebabkan oleh melemahnya konsumsi domestik dan jatuhnya ekspor. “Indikator ekonomi tertentu memperlihatkan penurunan tajam, menandakan perlambatan pertumbuhan,” Korea Development Institute (KDI) mengatakan dalam evaluasi bulanan kondisi ekonomi negara, Kamis (04/02). “Permintaan domestik telah melemah terutama konsumsi pribadi sementara pertumbuhan ekspor merosot lebih jauh.”
Negara ini mencatat anjloknya ekspor 18,5 persen pada Januari, penurunan curam dibandingkan dengan pertumbuhan negatif 14,1 persen dihitung untuk bulan Desember.
Sejalan dengan ekspor lamban, produksi industri turun 1,9 persen secara tahunan pada bulan Desember, meskipun naik 1,3 persen dari bulan sebelumnya.
“Ekspor memperlihatkan penurunan tajam di sebagian besar data kunci karena ekonomi global melambat dengan Tiongkok memimpin pelemahan, dan dengan harga minyak turun lebih dari yang diharapkan,” demikian laporan KDI.
Data dalam negeri juga menunjukkan bahwa konsumsi swasta dengan cepat menurun dengan program stimulus pemerintah berakhir pada akhir tahun lalu.
“Meskipun pemulihan moderat konsumsi masyarakat tetap, sentimen sudah mulai melemah secara signifikan mulai tahun baru sebagai efek dari kebijakan stimulus kehilangan momentum,” kata KDI.
Penjualan mobil domestik turun 4,8 persen pada tahun Januari lalu menyusul lonjakan 34,6 persen dalam penjualan di bulan Desember yang didukung oleh pemotongan pajak cukai.
Indeks kepercayaan konsumen telah menurun, dengan hasil untuk Januari mencapai rendah enam bulan dari 100.
Temuan terbaru KDI mengungkapkan indeks harga konsumen bulan Januari tumbuh kurang dari 1 persen sebagai dampak dari kenaikan harga rokok. Pemerintah Seoul menaikkan harga 2.000 won per pack tahun lalu, memberikan kontribusi untuk mendorong inflasi sebesar 0,58 persen sepanjang tahun lalu.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang
