Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir pekan, Jumat (06/02) ditutup naik signifikan 2,85% pada 4799, sekaligus membukukan kenaikan mingguan awal bulan Februari 2016 naik signifikan 3,98%.
Berdasarkan perhitungan web tradingconomics, kenaikan mengesankan IHSG ini saat penutupan akhir pekan kemarin nyaris tertinggi di seluruh kawasan bursa Global, hanya kalah tipis dari Bursa Peru yang mencatatkan kenaikan di penutupan akhir pekan sebesar 2,87%.
Namun secara mingguan, kenaikan IHSG merupakan kenaikan tertinggi di bursa global dengan mencatatkan hasil signifikan 3,98%.
Kenaikan akhir pekan sekaligus mengangkat kenaikan mingguan terdorong oleh hasil pertumbuhan ekonomi akhir tahun 2015 yang mengesankan, bahkan di luar harapan para analis, yang memperkirakan terjadi penurunan.
Penguatan IHSG juga terdorong naiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV 2015. Produk domestik bruto tumbuh 5,04 persen dalam tiga bulan hingga Desember dibandingkan tahun sebelumnya, demikian rilis biro statistik di Jakarta, Jumat (05/02). Peningkatan ini melebihi semua perkiraan dalam survei Bloomberg News. ekonomi tumbuh 4,79 persen pada 2015, dari 5,02 kecepatan dilaporkan sebelumnya tahun sebelumnya.
Badan Pusat Statistik menyatakan Ekonomi Indonesia triwulan IV-2015 bila dibandingkan triwulan IV-2014 (y-on-y) tumbuh sebesar 5,04 persen tertinggi dibanding triwulan-triwulan sebelumnya tahun 2015, yaitu masing-masing sebesar 4,73 persen (triwulan I); 4,66 persen (triwulan II) dan 4,74 persen (triwulan III). Hal ini menggambarkan bagaimana usaha pemerintah terus menerus dengan berbagai upaya seperti paket kebijakan ekonomi yang terus diluncurkan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo yang memperlihatkan hasil yang mengesankan.
Kenaikan IHSG minggu lalu memang banyak didukung penguatan domestik seperti penguatan ekonomi dan penguatan Rupiah.
Selama 5 hari perdagangan saham minggu ini, tercatat IHSG mengalami sekali hasil negatif akibat pelemahan bursa global dan merosotnya harga minyak mentah. Namun mengesankannya data ekonomi Indonesia, ditambah dengan memburuknya data ekonomi AS yang semakin melemahkan dollar AS, membuat IHSG bertengger di posisi positif minggu lalu.
Data ekonomi Indonesia lainnya yang mendukung adalah terkendalinya inflasi Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari ini, Senin (01/02), merilis data inflasi Indonesia. Inflasi Januari secara bulanan mencatatkan hasil 0,51 persen, turun dari hasil ekspektasi sebesar 0,64 persen, dan turun dari hasil sebelumnya pada 0,96 persen.
Hasil inflasi Januari secara bulanan ini tentu memberikan harapan positif bagi target inflasi yang dicanangkan pemerintah Indonesia, dimana Pemerintah dan Bank Indonesia berkoordinasi untuk mencapai dan mengendalikan inflasi pada tingkat yang semakin rendah dan stabil.
Penguatan IHSG juga dikuatkan kembali dengan optimisme ekonomi Indonesia dengan adanya pengakuan peringkat investment grade Indonesia pada posisi stabil.
Setelah Lembaga Pemeringkat Moody’s Investors Service pada hari Kamis (28/01), mengafirmasi Sovereign Credit Rating Indonesia pada level layak investasi (investment grade), dengan peringkat Baa3/stable outlook, maka pada Senin (01/02) kemarin, lembaga pemeringkat Japan Credit Rating Agency, Ltd. (JCR) kembali mengafirmasi peringkat Indonesia pada level layak investasi (investment grade).
Dalam siaran persnya, seperti yang dirilis di website Bank Indonesia, JCR memberikan afirmasi Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB-/stable outlook. Beberapa faktor kunci yang mendukung keputusan afirmasi bagi sovereign credit rating Indonesia yaitu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang solid ditopang oleh konsumsi domestik yang kuat, defisit fiskal yang terkendali dan pengelolaan utang pemerintah yang sehat, kondisi sektor perbankan yang relatif kuat, serta ketahanan terhadap tekanan eksternal.
Selama minggu lalu kenaikan IHSG juga ditopang kenaikan 9 sektor yang mencatat hasil positif, dipimpin oleh sektor Konsumer yang naik 6,45%. Sektor-sektor selanjutnya yang mendukung adalah Sektor Manufaktur yang membukukan kenaikan 5,15%. Sedangkan satu-satunya sektor yang melemah adalah sektor Agri yang mengalami penurunan -1,26%.
Pada pekan lalu tercatat dana asing yang masuk ke pasar modal mencapai Rp 15,75 triliun. Sedangkan dana asing yang keluar pasar modal tercatat Rp. 13 triliun. Sehingga jika dibandingkan, terjadi selisih positif, dimana dana asing bersih yang masuk mencapai sekitar Rp. 2,75 triliun.
Dukungan positif ekonomi Indonesia sangat berarti bagi penguatan IHSG. Melihat kinerja pemerntah yang terus menjalankan percepatan pembangunan, dimulai dari percepatan pembangunan infrastruktur, perumahan, perhubungan, transportasi, keuangan, hingga pariwisata, dan akan menyusul sektor-sektor lainnya, maka menggerakkan ekonomi Indonesia di seluruh kawasan wilayah Indonesia. Ini tentu memberikan hasil positif, terlihat dari hasil di akhir kuartal IV 2015, dimana memang pemerintah menggencarkan paket kebijakan ekonomi, maka awal tahun ini terlihat akan menghasilkan hasil positif juga dengan percepatan pembangunan di berbagai sektor.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan pada perdagangan selanjutnya IHSG akan berptensi menguat dengan optimisme ekonomi Indonesia. IHSG diperkirakan akan bergerak di kisaran Resistance 4868-4927 dan kisaran Support 4735-4664.
Freddy/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang