Buruknya kondisi ekonomi negara yang mitra dagang Indonesia beberapa bulan terakhir membuat kinerja ekspor dan impor bulan pertama tahun 2016 turun cukup besar dari periode bulan sebelumnya bahkan melebihi perkiraan penurunan para ekonom sebelumnya. Namun untuk neraca perdagangan berhasil cetak surplus setelah 2 bulan berturut defisit.
Ekspor Indonesia pada bulan Januari turun 11,88 persen jika dibandingkan dengan bulan Desember 2015 sehingga hanya mencapai US$10,50 miliar dan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 ekspor turun 20,72 persen.
Ekspor paling banyak dikontribusi oleh sektor nonmigas hingga US$9,39 miliar, dan dibandingkan dengan bulan sebelumnya lebih rendah 11,52 persen demikian juga dibandingkan dengan bulan Januari 2015 turun 16,77 persen.
Demikian pula dengan impor Indonesia merosot hingga 13,48 persen jika dibandingkan dengan bulan Desember 2015 sehingga hanya mencapai US$10,45 miliar dan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 impor turun 17,15 persen.
Impor paling banyak dikontribusi oleh sektor nonmigas hingga US$9,23 miliar, dan dibandingkan dengan bulan sebelumnya lebih rendah 10,22 persen demikian juga dibandingkan dengan bulan Januari 2015 turun 12,09 persen. Lalu impor migas hanya mencapai US$1,22 miliar atau turun 32,10 persen dibanding Desember 2015, demikian pula jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 impor turun 42,27 persen.
Dengan tingginya penurunan impor daripada ekspor membuat neraca perdagangan luar negeri Indonesia pada bulan pertama tahun 2016 berhasil surplus setelah 2 bulan berturut alami defisit. Surplus perdagangan luar negeri Indonesia pada bulan Januari 2016 mencapai US$50 juta, sedangkan bulan Desember 2015defisit US$161 juta.
Namun jika dibandingkan dengan neraca perdagangan periode yang sama tahun 2015, surplus bulan lalu lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai US $ 630 juta pada bulan yang sama tahun lalu.
Lens Hu/VMN/VBN/ Senior Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens