Utang Luar Negeri Indonesia Masih Sehat, Dukung Pembiayaan Pembangunan

1019

Posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia akhir triwulan IV 2015 tercatat sebesar USD310,7 miliar, naik 2,8% dibandingkan dengan posisi akhir triwulan III 2015 sebesar USD302,3 miliar. Demikian rilis yang disampaikan oleh Bank Indonesia pada hari ini, Jumat (19/02).

Seperti yang disampaikan dalam website resmi Bank Indonesia, rasio ULN terhadap produk domestik bruto (PDB) pada akhir triwulan IV 2015 tercatat sebesar 36,1%, lebih tinggi dibandingkan dengan 34,8% pada akhir triwulan III 2015 dan 33,0% pada akhir tahun 2014. ​​

Berdasarkan jangka waktu asal, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN berjangka panjang (86,7% dari total ULN). ULN berjangka panjang pada akhir triwulan IV 2015 mencapai USD269,4 miliar, naik 3,6% dibandingkan dengan posisi akhir triwulan III 2015 yang tercatat sebesar USD260,0 miliar. Di sisi lain, ULN berjangka pendek turun 2,4% dari USD42,3 miliar pada akhir triwulan III 2015 menjadi USD41,3 miliar pada akhir triwulan IV 2015. Dengan perkembangan tersebut, kemampuan cadangan devisa untuk menutupi kewajiban jangka pendek membaik, tercermin pada rasio utang jangka pendek terhadap cadangan devisa yang turun dari 41,6% pada triwulan III 2015 menjadi 39,0% pada triwulan IV 2015. ​​

Berdasarkan kelompok peminjam, posisi ULN Indonesia didominasi oleh ULN sektor swasta. ULN sektor publik meningkat 6,6% (qtq) sehingga posisinya pada akhir triwulan IV 2015 menjadi sebesar USD143,0 miliar (46,0% dari total ULN). Di sisi lain, posisi ULN swasta turun 0,2% (qtq) sehingga menjadi USD167,7 miliar (54,0% dari total ULN) pada akhir triwulan IV 2015. ​​

Pada sektor swasta, posisi ULN pada akhir triwulan IV 2015 terutama terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,2%. Bila dibandingkan dengan triwulan III 2015, posisi ULN sektor keuangan tumbuh 1,7%, sementara ULN sektor industri pengolahan, sektor pertambangan, dan sektor listrik, gas & air dan bersih mengalami penurunan masing-masing sebesar 1,5%, 2,1%, dan 0,5%. ​​

Bank Indonesia memandang perkembangan ULN pada triwulan IV 2015 masih cukup sehat, namun perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian nasional. Ke depan, Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas makroekonomi. ​​

 

Freddy/ VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here