Pergerakan saham PT. Bank Mandiri (BMRI) yang ambruk parah pada perdagangan akhir pekan lalu hingga turun ke posisi terendah dalam 20 hari pasca pengumuman pembatasan NIM perbankan oleh pemerintah, berhasil bangkit dan bergerak positif di perdagangan sesi terakhir hari Rabu (24/02). Peningkatan harga saham perbankan pelat merah anggota sektor keuangan ini dipicu oleh aksi beli asing yang cukup besar setelah perusahaan melaporkan kinerja keuangan sepanjang tahun 2015.
Dalam laporan tersebut, BMRI kembali mencetak peningkatan laba namun peningkatan laba yang diterima BMRI sepanjang 2015 lebih sedikit dari peningkatan laba di tahun 2014. Laba bersih BMRI sepanjang 2015 hanya meningkat 2,3% sedangkan peningkatan di tahun sebelumnya alami kenaikan 9,2%.
Laba bersih perusahaan sepanjang tahun 2015 mencapai Rp20,3 trilun sedangkan perolehan laba bersih di tahun 2015 hanya mencapai Rp19,8 triliun. Peningkatan kinerja tersebut disupport oleh peningkatan kredit secara tahunan mencapai Rp595,5 triliun sedangkan tahun 2014 hanya Rp530,0 triliun.
Selain itu perbaikan kinerja di topang oleh peningkatan operating income yang mencapai Rp67,1 triliun atau alami peningkatan hingga 18% dari tahun sebelumnya. Lalu pendapatan bunga bersih Rp48,5 triliun dan fee based income naik tinggi menjadi Rp18,6 triliun.
Untuk pergerakan sahamnya pada perdagangan hari Rabu (24/02), BMRI dibuka pada level 9350 setelah pada penutupan perdagangan sebelumnya berada pada level 9250 dan kini bergerak kuat pada kisaran 9500 atau naik 2,27% dengan volume perdagangan saham baru mencapai 135 ribu lot saham.
Analyst Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, saham BMRI pekan ini masih fluktuatif dengan indikator MA bergerak turun dengan indikator Stochastic turun ke area jenuh jualnya. Sementara indikator Average Directional Index terpantau bergerak turun didukung oleh +DI yang turun dan menunjukan pergerakan BMRI terbatas. Dengan kondisi teknikalnya dan didukung fundamentalnya, diprediksi rekomendasi trading pekan ini pada target level support di level 9130 hingga target resistance di level 9700.
H Bara/VMN/VBN/ Analyst-Vibiz Research Center
Editor: Jul Allens