Mata Uang Jepang Lebih Dikuatirkan Dibandingkan Yuan Pada Pertemuan G-20

667

Mata uang Tiongkok diperkirakan menjadi salah satu topik utama di minggu ini dalam pertemuan Kelompok G-20. Namun sebaliknya, yen dan moneter kebijakan Jepang diidentifikasi sebagai sumber keprihatinan bagi beberapa pejabat dari negara-negara ekonomi terkemuka di dunia ini.

“Perdebatan juga tentang Jepang, jujur ​ada beberapa kekhawatiran bahwa kita akan masuk ke situasi devaluasi kompetitif,” kata kepala Eurogroup Jeroen Dijsselbloem di Shanghai. Setelah satu negara mengurangi nilai mata uang itu, “resikonya sangat besardan kami masuk ke devaluasi kompetitif,” kata Dijsselbloem.

Lihat : Hasil G-20 : Peningkatan Sharing Informasi Dalam Kebijakan Moneter

Komentar mengindikasikan meningkatnya kekhawatiran tentang stimulus moneter Bank of Jepang belum pernah terjadi sebelumnya, yang telah melemahkan yen terhadap dolar dan mendorong imbal hasil obligasi ke posisi terendah sepanjang sejarah. Pengumuman kebijakan nilai negatif bulan lalu mengejutkan pasar dan mendorong volatilitas mata uang.

Jelasnya tidak ada oposisi atau opini-opini tentang kebijakan negatif suku bunga BOJ, Gubernur BOJ Haruhiko Kuroda mengatakan kepada wartawan di Shanghai, Sabtu.

Penjelasan bank dari kebijakan dari “Quantitative dan Qualitative Easing dengan Tingkat Bunga Negatif” itu dipahami dengan baik oleh negara lain, kata Kuroda. “Pelonggaran kebijakan BOJ adalah untuk mencapai target inflasi 2 persen secepat mungkin, dan jika diperlukan kita akan menambahkan kebijakan, dan ini selalu dipahami oleh G-20.”

Seorang pejabat Kementerian Keuangan Jepang mengatakan kepada wartawan hari Jumat bahwa tidak ada pertanyaan dari negara-negara lain dalam menanggapi presentasi Kuroda kepada G-20.

Jika devaluasi merupakan konsekuensi dari kebijakan moneter yang dimotivasi oleh alasan nyata makro-ekonomi domestik, maka negara harus memastikan untuk menginformasikan dan berkonsultasi dengan satu sama lain sehingga tidak ada kejutan, Dijsselbloem mengatakan Sabtu.

Sebaliknya, seorang pejabat dari G-20, meyakinkan bahwa Tiongkok tidak akan mulai melemahkan mata uangnya. Pembuat kebijakan Tiongkok telah berulang kali mengatakan tidak ada dasar untuk penyusutan jangka panjang yuan. Menteri Keuangan Brasil Nelson Barbosa mengklaim untuk negaranya meyakinkan Tiongkok untuk menghindari devaluasi kompetitif.

BOJ pada Januari, diikuti Bank Sentral Eropa, otoritas moneter Swiss mengenakan bunga kepada lembaga keuangan untuk beberapa cadangan tetap mereka di bank sentral. Kebijakan tidak menargetkan nilai tukar valuta asing, Kuroda mengatakan di parlemen hari Jumat sebelum menuju ke Shanghai.

Dari perspektif pembuat kebijakan Jepang, mereka mungkin tidak punya pilihan, kata seorang pejabat dari negara emerging market anggota G-20. Namun kebijakan BOJ menciptakan dampak di seluruh wilayah dan ada kekhawatiran tentang hal ini, kata pejabat itu.

 

Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here