Mengakhiri perdagangan pasar valas tanah air hari kedua pekan ini (22/03), rupiah yang melemah sejak awal perdagangan bergerak konsolidasi dan sempat menguat di sesi siang. Namun perdagangan sesi Eropa sore ini rupiah kembali tertekan oleh kekuatan dollar. Meskipun rupiah Selasa melemah namun imbal hasil rupiah masih tinggi dengan penguatan 4 persen lebih terhadap dollar sejak awal tahun. Dan secara harian rupiah masih terkuat sejak perdagangan 27 Mei 2015.
Pelemahan rupiah sejak awal pekan baru berdampak pagi ini di bursa saham lokal dengan aksi jual yang dilakukan dan berhasil mencetak net sell sebesar Rp269 miliar lebih. Keluarnya modal asing cukup besar pagi ini membuat IHSG terkoreksi 0,6 persen ke posisi 4856.
Pergerakan kurs Rupiah di pasar spot sore ini bergerak negatif dengan posisi penurunan 0,25% dari perdagangan sebelumnya dan kini bergerak pada kisaran Rp13184/US$ setelah dibuka lemah pada level Rp13162/US$. Dari sisi kurs jisdor dan kurs BI, rupiah Selasa dilemahkan dari perdagangan sebelumnya.
Kurs Jisdor yang ditetapkan Bank Indonesia hari ini diperlemah ke posisi 13175 dari hari sebelumnya 13160 pada hari Senin (21/03), sedangkan kurs transaksi antar bank melemah ke posisi 13241 dari posisi 13226 perdagangan sebelumnya.
Dan untuk pergerakan kurs Rupiah perdagangan keesokan harinya, analyst Vibiz Research Center memperkirakan Rupiah bergerak positif kembali meski dollar diakhir perdagangan berpotensi menguat kembali.
Joel/VMN/VBN/Analyst-Vibiz Research Center
Editor : Jul Allens


