International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter Internasional pada Selasa memangkas prospek pertumbuhan ekonomi Korea Selatan di bawah tiga persen pada tahun 2016 dan 2017.
IMF memperkirakan pertumbuhan untuk Korea Selatan pada tahun 2016 sebesar 2,7 persen dan pada tahun 2017 dari 2,9 persen, turun dari prediksi sebelumnya masing-masing 2,9 persen dan 3,2 persen. Penurunan tersebut dipengaruhi perlambatan di Tiongkok yang telah membebani negara ekonomi terbesar keempat di Asia itu.
Namun Menteri Keuangan Korea Selatan, Yoo Il-ho, merespon proyeksi IMF tersebut dengan mengatakan pada Rabu (13/04) bahwa perekonomian negara diperkirakan akan tumbuh 3 persen pada tahun 2016. Yoo menambahkan ia menawarkan cukup kemampuan untuk mengatasi ketidakpastian jangka pendek tersebut.
Lihat : Harga Ekspor Maret Korea Selatan Tergelincir Karena Penguatan Won
“Korea Selatan mampu mencatat pertumbuhan pada level 3 persen karena pemerintah meluncurkan langkah-langkah untuk menghidupkan investasi dan ekspor, serta inovasi struktural,” demikian penegasan Menteri Keuangan Yoo Il-ho. Pemerintah Korea Selatan saat ini bertujuan untuk mencapai pertumbuhan pada tahun 2016 sebesar 3,1 persen.
Mengenai perekonomian Tiongkok yang lesu, Yoo mengatakan pertumbuhan melambat hanya akan memiliki dampak yang terbatas pada Korea Selatan.
“Transisi dari ekonomi Tiongkok terus berkelanjutan akhirnya akan menguntungkan perekonomian Korea Selatan juga,” kata Yoo. “Tiongkok mengubah strategi untuk fokus pada konsumsi domestik. Hal ini dapat menjadi kesempatan. Dalam aspek ini, perjanjian perdagangan bebas juga akan membantu.”
Tiongkok adalah mitra dagang terbesar Korea Selatan, dengan ekspor ke Tiongkok terhitung lebih dari seperempat dari seluruh pengiriman keluar negara itu.
Yoo menambahkan pemerintah Korea Selatan juga akan melakukan upaya untuk meningkatkan mitra dagang untuk meningkatkan ekspor dan ekonomi.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang
