Harga Minyak Mentah Sesi Asia Anjlok Pasca Gagalnya Pertemuan Doha

703

Harga minyak mentah anjlok pada sesi perdagangan Asia, Senin (18/04), sempat anjlok lebih dari 5 pada awal perdagangan, setelah negara-negara penghasil minyak terbesar di dunia gagal mencapai kesepakatan untuk membekukan produksi.

Harga minyak mentah berjangka AS turun 4,56 persen pada $ 38,52 per barel, setelah jatuh lebih dari 5,7 persen pada perdagangan pagi.

Sedangkan harga minyak mentah berjangka patokan global Brent turun 3,99 persen pada $ 41,38, naik menapak sedikit dari 5 persen kerugian dari sebelumnya.

Lihat : Harga Minyak Mentah Terancam Anjlok Dengan Gagalnya Pertemuan Doha

Akibat anjloknya harga minyak mentah, saham-saham energi di wilayah Asia diperdagangkan turun, seperti saham Santos jatuh 6 persen, saham Oil Search turun 4 persen dan saham Woodside Petroleum mengurangi 0,8 persen. Saham Inpex Jepang jatuh 4,98 persen sementara saham Japan Petroleum turun 4,15 persen. Saham minyak Tiongkok juga turun, dengan saham Sinopec turun 3,09 persen dan China Petroleum turun 2,79 persen.

Kesepakatan antara hampir 20 eksportir minyak terbesar di dunia, termasuk Arab Saudi dan anggota non-OPEC Rusia, awalnya diharapkan dapat mencapai kesepakatan pembekuan produksi pada tingkat Januari. Pada bulan Februari, Rusia, Arab Saudi, Qatar dan Venezuela sepakat untuk membekukan produksi jika produsen lain akan bergabung dengan mereka.

Lihat : Pertemuan Doha Gagal Capai Kesepakatan

Namun optimisme kesepakatan mulai pudar setelah Iran membuat keputusan tidak hadir, dan pemimpin de facto OPEC Arab Saudi berjanji untuk tidak membekukan produksi kecuali produsen besar lainnya melakukan hal yang sama.

Sebagian besar analis setuju bahwa alasan utama kegagalan mencapai kesepakatan adalah karena ketegangan yang sedang berlangsung antara Arab Saudi dan Iran.

Iran telah secara konsisten mempertahankan tidak akan melakukan pembekuan atau mengurangi tingkat produksi sampai kembali kepada pangsa pasarnya, menyusul pencabutan sanksi internasional pada bulan Januari.

Reuters melaporkan Menteri Minyak Iran, Bijan Zanganeh mengatakan pada Sabtu bahwa produsen minyak harus menerima kenyataan pengembalian Iran ke pasar, menambahkan pembekukan produksi tidak akan membantu manfaat negara dari pencabutan sanksi.

Kemunduran terbaru menandai sebuah perubahan harga minyak, yang telah naik lebih dari 50 persen sejak Februari, bahkan saat pasar tetap kelebihan pasokan.

Minyak mentah berjangka AS mencapai terendah untuk tahun ini pada bulan Februari, ketika harga jatuh serendah $ 26,21 per barel, dan telah rebound sebanyak 54 persen sejak saat itu. Minyak mentah berjangka Brent turun serendah $ 27,88 per barel pada bulan Januari, dan sejak itu rebound 55 persen.

Pada hari Jumat, Reuters melaporkan data dari perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes menunjukkan jumlah kilang pengeboran minyak di ladang AS turun 3 menjadi total 351 pada minggu sebelumnya. Pada saat yang sama tahun lalu, produsen AS mengoperasikan 734 rig minyak, kata Reuters.

Prospek Goldman Sachs untuk harga minyak tetap bahwa “secara bertahap memperbaiki fundamental, didorong oleh penurunan produksi non-OPEC dan produksi anggota non OPEC Rusia, akan membawa pasar ke defisit berkelanjutan di Q3-2016.”

Analis Barclays memperkirakan harga minyak mentah Brent patokan global Brent menjadi $ 36 per barel pada kuartal kedua dengan rata-rata $ 43 per barel pada kuartal keempat 2016. Dalam sebuah catatan kepada klien, mereka mengatakan proyeksi mereka didorong oleh asumsi bahwa “surplus pasar minyak akan memudar dari 1,6 juta barel per hari pada Q1 2016, diimbangi persediaam dari 0,1 mb / d di Q4 2016 dan 0,6 mb / d lebih dari 2017. “

Selama akhir pekan, tanda-tanda terbaru pengetatan di pasar muncul setelah pekerja minyak di Kuwait melanjutkan mogok. Reuters melaporkan pemogokan bisa mengurangi produksi minyak Kuwait dari 2,85 juta barel per hari menjadi hanya 1,1 juta barel per hari.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah pada perdagangan selanjutnya berpotensi merosot dengan kegagalan pertemuan pembekuan produksi di Doha, Qatar. Harga diperkirakan menembus kisaran Support $ 39,90-$ 39,40, dan jika naik akan menembus kisaran Resistance $ 40,90-$ 41,40.

 

Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here