Harga minyak mentah berjangka tergelincir pada pedagangan sesi Asia, Selasa (19/04) tertekan kekenyangan global yang terus-menerus dan kegagalan pertemuan produsen minyak pada akhir pekan untuk mengendalikan kelebihan pasokan, meskipun penurunan tajam dalam produksi di Kuwait karena adanya pemogokan pekerja minyak sempat sebentar mendukung harga.
Produksi Kuwait telah turun menjadi 1,1 juta barel per hari (bph) dari 2,8 juta barel per hari karena pemogokan pekerja. Namun, analis memperkirakan gangguan tersebut hanya singkat dan pasar untuk segera kembali fokus pada kekenyangan global yang dipicu kegagalan eksportir utama untuk menyepakati pembekuan produksi pada pertemuan hari Minggu di Doha, Qatar.
Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) turun 5 sen menjadi $ 39,73 per barel. Harga minyak mentah berjangka Brent berada pada posisi $ 42,78 per barel pada 0317 GMT, turun 13 sen.
Keduanya sempat naik masing-masing ke $ 40,13 dan $ 43,20 di awal sesi pada penurunan produksi Kuwait.
Lihat : Penurunan Produksi Kuwait Menahan Harga Minyak Mentah Turun Lebih Jauh
Pejabat Kuwait, mengatakan bahwa mereka akan dapat menaikkan produksi, meskipun pemogokan berlangsung, dengan menggunakan minyak mentah dari persediaan dan dengan mengambil tindakan hukum terhadap serikat pekerja.
Setelah ekspor Kuwait sepenuhnya dilanjutkan, pedagang mengatakan pasar lagi akan fokus pada kekenyangan global yang melihat 1 juta hingga 2 juta barel minyak mentah dipompa setiap hari lebih dari permintaan.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah pada perdagangan selanjutnya berpotensi merosot dengan kembalinya kekuatiran terhadap kekenyangan pasokan global. Harga diperkirakan menembus kisaran Support $ 39,20-$ 38,70, dan jika naik akan menembus kisaran Resistance $ 40,20-$ 40,70.
Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang
