Posisi Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia tumbuh 3,7% (yoy) menjadi USD311,5 miliar pada Februari 2016. Bank Indonesia menyatakan ULN Februari 2016 masih cukup sehat namun terus mewaspadai risikonya terhadap perekonomian, demikian rilis yang disampaikan dalam website Bank Indonesia pada Senin (18/04)
Kenaikan ULN Indonesia terjadi pada ULN jangka panjang dan ULN sektor publik. ULN berjangka panjang pada akhir Februari 2016 mencapai USD273,2 miliar atau tumbuh 5,8% (yoy). Sedangkan ULN sektor publik meningkat 9,0% (yoy) sehingga posisinya pada akhir Februari 2016 menjadi sebesar USD146,9 miliar (47,2% dari total ULN).
Sedangkan penurunan ULN Indonesia terjadi pada ULN jangka pendek dan ULN sektor swasta. ULN berjangka pendek turun 9,5% (yoy) menjadi USD38,3 miliar. Sedangkan posisi ULN swasta turun 0,7% (yoy) sehingga menjadi USD164,6 miliar (52,8% dari total ULN) pada akhir Februari 2016.
Pada sektor swasta, posisi ULN pada akhir Februari 2016 terutama terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 76,1%. Bila dibandingkan dengan Januari 2016, pertumbuhan tahunan ULN sektor listrik, gas dan air bersih meningkat, sementara sektor keuangan melambat. Adapun pertumbuhan tahunan ULN sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan masih mengalami penurunan.
Ke depan, Bank Indonesia akan terus memantau perkembangan ULN, khususnya ULN sektor swasta. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa ULN dapat berperan secara optimal dalam mendukung pembiayaan pembangunan tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas makroekonomi.
Freddy/VBN/VMN/Analyst Vibiz Research Center
Editor : Asido Situmorang