Harga Minyak Mentah Rebound Jelang Sesi Eropa Terpicu Pernyataan EIA

818

Harga minyak mentah naik pada hari Kamis siang jelang sesi perdagangan Eropa, membalikkan penurunan di perdagangan awal, setelah Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan akan terjadi penurunan terbesar dalam produksi non-OPEC dalam satu generasi pada tahun 2016, membantu menyeimbangkan pasar yang telah tertekan oleh kelebihan pasokan.

Kepala IEA Fatih Birol mengatakan pada hari Kamis bahwa harga minyak yang rendah telah mengurangi investasi sekitar 40 persen dalam dua tahun terakhir, dengan penurunan tajam di Amerika Serikat, Kanada, Amerika Latin dan Rusia.

“Tahun ini, kami memperkirakan penurunan terbesar dalam pasokan minyak non-OPEC dalam 25 tahun terakhir, hampir 700.000 barel per hari. Pada saat yang sama, pertumbuhan permintaan global dalam kecepatan besar, dipimpin oleh India, Tiongkok dan negara lainnya, “katanya kepada wartawan di Tokyo.

Setelah jatuh ke sesi rendah $ 45,23 per barel pada hari Kamis, harga minyak mentah Brent bulan depan naik menjadi $ 46 per barel pada 0650 GMT, naik 20 sen dari penutupan terakhir mereka.

Sementara minyak mentah berjangka AS sebelumnya merosot ke $ 43,62 sebelum naik ke $ 44,37 per barel, naik 19 sen dari penutupan terakhir mereka.

Lihat : Harga Minyak Mentah Sesi Asia Tertekan Kekuatiran Peningkatan Produksi

Kedua harga minyak mentah sekarang ini telah mendapatkan kenaikan 70 persen sejak posisi terendah mereka yang dicapai antara Januari dan Februari.

Tapi masih ada yang membebani pasar yaitu laporan sebelumnya oleh Rusia dan Iran. Menteri Energi Rusia mengatakan mungkin mendorong produksi minyak ke tertinggi 12 juta barel per hari (bph) hanya beberapa hari setelah kesepakatan global untuk mempertahankan tingkat produksinya runtuh dan Arab Saudi mengancam akan membanjiri pasar dengan minyak mentah lebih.

Sementara itu, Iran, bertekad untuk mendapatkan kembali pangsa pasar menyusul pencabutan sanksi Januari lalu, menegaskan niatnya untuk mencapai output 4 juta barel per hari.

Dengan produsen utama di Timur Tengah dan Rusia tampaknya berlomba untuk meningkatkan produksi, banyak akan tergantung pada pengebor AS dan permintaan untuk menentukan berapa lama kekenyangan global yang berlangsung, yang melihat antara 1 juta dan 2 juta barel minyak mentah dipompa setiap hari lebih dari permintaan.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak mentah pada perdagangan selanjutnya berpotensi merosot kembali dengan kekuatiran terhadap kekenyangan pasokan global, setelah kegegalan pertemuan Doha memicu perkiraan negara-negara OPEC dan Rusia akan meningkatkan produksinya masing-masing. Namun perlu diperhatikan pergerakan dollar AS yang jika melemah akan dapat menguatkan harga minyak. Harga diperkirakan menembus kisaran Support $ 43,90-$ 43,40, dan jika naik akan menembus kisaran Resistance $ 44,90-$ 45,40.


Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center

Editor : Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here