Harga Minyak Mentah Sesi Asia Tertekan Kekuatiran Lonjakan Produksi

1010

Harga minyak mentah jatuh pada awal perdagangan sesi Asia pada hari Jumat (29/04) karena lonjakan produksi Timur Tengah bulan April, meskipun produksi AS turun dan pelemahan dolar AS masih menawarkan dukungan.

Deutsche Bank mengatakan lonjakan kenaikan produksi oleh anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), dengan kenaikan produksi Iran dan mengikuti pemadaman di Irak, Nigeria dan Uni Emirat Arab, bisa menahan kenaikan harga minyak baru-baru ini.

“Kenaikan berkelanjutan dalam produksi OPEC mungkin hanya sebentar, dan reli mungkin berhenti,” kata bank dalam sebuah catatan kepada klien.

“Pemeliharaan di bidang minyak UEA dijadwalkan akan berakhir pada bulan April, menyiratkan kenaikan dari produksi saat ini sebesar 2,73 juta barel per hari (bph) dengan sebelumnya tingkat produksi 2,91 juta barel per hari pada bulan Mei,” kata Deutsche.

Untuk 2017, bank tersebut mengatakan diperkirakan sekitar 33.100.000 barel per hari, “dengan risiko kenaikan yang berasal dari Libya dan Arab Saudi, dan risiko penurunan dari pemadaman tidak terencana dan pemotongan belanja di Irak”.

Harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) turun 19 sen menjadi 45,46 per barel.

Harga minyak mentah berjangka patokan Internasional Brent diperdagangkan pada $ 47,69 per barel pada 0101 GMT, turun hampir setengah dolar dan persentase poin dari penutupan terakhir mereka.

Kedua kontrak tetap dekat posisi tertinggi 2016 pada masing-masing $ 48,19 dan $ 46,14 per barel, dan jatuh WTI lebih kecil adalah akibat dari menurunnya produksi minyak mentah AS, kata para pedagang.

Lihat : Harga Minyak Mentah Naik Tiga Hari Berturut Terpicu Pelemahan Dollar AS

Meskipun menurun Jumat, Brent dan WTI naik hampir sepertiga dari penuruan April dan lebih dari 75 persen di atas terendah 2016 mereka, terangkat oleh penurunan produksi dan melemahnya dolar, yang telah jatuh hampir 6 persen terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya tahun ini. Yang membuat minyak yang dihargakan dalam dolar diperdagangkan lebih murah untuk membeli bagi negara-negara yang menggunakan mata uang lainnya di dalam negeri, berpotensi memacu permintaan.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan pada perdagangan selanjutnya harga minyak mentah berpotensi menguat dengan potensi pelemahan dollar AS. Harga diperkirakan menembus kisaran Resistance $ 46,50-$ 47,00, dan jika turun akan menembus kisaran Suport $ 45,50-$ 45,00.


Freddy/VMN/VBN/Analyst Vibiz Research Center

Editor : Asido Situmorang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here