Bank sentral utama dunia telah menjadi pusat perhatian saat ini dengan the Fed, BoJ dan RBNZ semua mengumumkan kebijakan moneternya, tetapi yang mengejutkan adalah tidak satupun dari ketiga bank sentral ini yang mengubah kebijakannya. Namun, hal ini telah membawa gerakan yang tajam di pasar forex karena beberapa dari tindakan yang diprediksi pasar akan dilakukan oleh bank sentral telah diperhitungkan dalam harga sebelumnya, terutama Yen dan Dolar Kiwi.
Walaupun tidak ada kenaikan tingkat bunga dari the Fed pada malam kemarin, namun ada pergerakan halus yang bersifat “hawkish” di pernyataan FOMC. Ada pengurangan dalam penekanan di faktor keuangan dan ekonomi global. Hal ini telah mengurangi beberapa halangan yang mencegah the Fed dari menaikkan tingkat bunga.
BoJ menahan memperluas stimulus moneter dengan gubernur Haruhiko Kuroda dan koleganya cenderung mengambil waktu lebih lama dalam mengassess pengaruh dari tingkat bunga yang negatif.
Gerakan ini datang sebagai suatu kejutan terhadap para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg yang telah memproyeksikan beberapa tindakan yang akan dilakukan oleh bank sentral Jepang sebagai respon terhadap penguatan nilai Yen. Matauang ini mengalami rally terhadap dolar AS segera sesudah keputusan diumumkan dan bursa saham Tokyo terjungkal.
Mengapa kali ini BoJ tidak memperluas pelonggaran moneternya?
Pertama, mereka telah membuat sedikit perubahan mengenai kapan target inflasi 2% harus dicapai. Dari sebelumnya di semester pertama 2017, menjadi sepanjang tahun fiskal 2017.
Kedua, perkiraan inflasi untuk tahun 2016 telah diturunkan menjadi 0.5% dari sebelumnya 0.8% yang merefleksikan revisi penurunan dalam proyeksi pertumbuhan GDP dan upah.
Jadi berdasarkan perkiraan yang diupdate ini, tidak perlu lagi memperluas pelonggaran moneter. Apakah perkiraan ini akan perlu di reevaluasi dalam beberapa bulan kedepan tentunya adalah pertanyaan yang besar.
Ferli/VMN/VBN /Senior Analyst Vibiz Research Center